Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkot Konvensional Dianggap Semakin Tak Jelas, Pemkot Malang Siapkan Angkot BTS

Kompas.com, 10 Juli 2024, 18:30 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang tengah menyiapkan Angkutan Kota (Angkot) berbasis Buy The Service (BTS). Rencana ini masih dalam tahap kajian.

Dishub Kota Malang telah mensosialisasikan rencana itu ke para sopir angkot di Kota Malang. Dua terminal yang sudah disosialisasikan yakni Arjosari dan Madyopuro.

Angkot BTS diharapkan menjadi jawaban masalah keberadaan angkot saat ini yang masih bertahan dengan cara konvensional, sehingga sepi penumpang.

"Kami ingin bahwa angkot di Kota Malang ini dapat kami selesaikan, karena kita tahu sendiri transportasi publik di Kota Malang ini semakin menurun dan tidak jelas arahnya," kata Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat pada Rabu (10/7/2024).

Baca juga: Hasil Sementara PPDB 2024 di Kota Malang, Beberapa SDN Kekurangan Siswa

Terkait rencana itu, Pemkot Malang terus berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sebelumnya, transportasi dengan sistem BTS ini sudah diterapkan di Solo, Palembang dan Surabaya.

"Alhamdulillah terkait permasalahan di daerah-daerah tersebut di sana bisa diselesaikan, keluhan sopir-sopir itu sama, hanya mereka akhirnya dengan cara BTS tersebut," ujarnya.

Baca juga: Digadang Maju Pilkada 2024, Pj Walikota Malang Wahyu Hidayat Didekati Beberapa Partai

Kajian yang tengah dilakukan termasuk meminta tanggapan dan saran dari para sopir angkot. Hal ini juga untuk meminimalisasi keluhan-keluhan para sopir angkot.

Kemudian, juga mengkaji potensi angkot dan jalur atau rutenya. Rute ini seperti melewati pusat keramaian di pasar, mal, tempat kerja, lokasi pariwisata dan kampus.

"Nanti kita coba beberapa angkot terlebih dahulu, kemudian rute-rute lain kita atur juga, supaya angkot-angkot yang ada tidak terbuang, dan tetap ada rute-rute yang dijalani angkot-angkot," katanya.

Untuk fasilitas kendaraan dan layanan akan dibuat aman serta nyaman bagi penumpang. Seperti angkot dilengkapi AC, tepat waktu, tidak boleh merokok di dalam, terdapat WiFi, tidak ugal-ugalan dan sopir bertindak ramah.

Hasil kajian ditargetkan selesai pada September 2024. Nantinya, hasil kajian akan diserahkan terlebih dahulu ke Kemenhub.

"Saat ini kan kajian, InsyaAllah September selesai. InsyaAllah kami coba, lalu dari dasar itu kami bawa hasilnya ke Kementerian Perhubungan," katanya.

Setelah mendapat persetujuan, maka Angkot BTS di Kota Malang akan disiapkan armadanya dan penunjukkan operator sehingga nantinya dapat beroperasi.

Pada saat awal uji coba Angkot BTS ini akan diberlakukan secara gratis, sebagai tahap sosialisasi. Para sopir Angkot BTS juga akan digaji sesuai UMR.

Ditanya soal apakah rencana itu justru merugikan para sopir transportasi online, Wahyu mengatakan tidak.

"Kajian kami juga mempertimbangkan itu, jadi menyeluruh, tak hanya angkot aja. Ada skenario agar tak bergesekan. Nanti akan ada rekomendasi agar tak ada gesekan," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau