SURABAYA, KOMPAS.com - Air sungai di Jalan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya, Jawa Timur berbusa, Kamis (6/6/2024).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Dedik Irianto mengatakan, busa yang keluar di sungai Jalan Kalisari tersebut diduga disebabkan oleh limbah detergen warga sekitar yang sudah menumpuk.
Baca juga: DLH Kota Bogor Uji Lab Gel yang Diduga Bikin Sungai Ciliwung Berbusa
"Bukan (limbah industri), itu limbah detergen rumah tangga, karena turbulensi (pengadukan). Karena di dekat rumah pompa terkena turbulensi akhirnya timbul (busa) itu," kata Dedik, ketika dikonfirmasi melalui telepon, Kamis (6/6/2024).
Selain itu, kata dia, busa tersebut merupakan limbah yang mengedap di dasar sungai selama musim hujan. Lalu, mulai keluar ketika memasuki kemarau karena berkurangnya debit air.
"Kalau musim kemarau debit airnya sedikit, jadi ada perbandingan detergen dan air, kalau debitnya airnya tinggi (busanya) tidak seberapa," ujarnya.
Baca juga: Kali Ciliwung Dipenuhi Busa, DLHK Kota Bogor Lakukan Penelusuran
Dedik mengungkapkan, seharusnya ada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di sekitar lokasi. Dengan demikian, warga tidak langsung membuang limbah cucian ke sungai.
"Harusnya IPAL komunal, jadi rumah tangga buang air tidak ke sungai langsung, tetapi ada pengolahannya, di beberapa wilayah sudah melakukan itu. Kalau IPAL sekarang kewenangannya ada di PU," jelasnya.
Baca juga: Aktivitas Seru di Wisata Jona Garden, Bisa Renang di Kolam Busa
Warga setempat bernama Makin mengatakan, kemunculan busa sudah terjadi sudah sejak lama. Biasanya, busa tersebut keluar ketika pintu air di sekitar lokasi dibuka.
"Seperti ini (muncul busa) sudah sejak tahun 2003. Saat pintu air dibuka, pasti akan ada busa banyak yang muncul, biasanya berterbangan ke atas langit terbawa angin," kata Makin.
Makin mengungkapkan, banyak pemilik tambak yang akhirnya harus merugi akibat rusaknya air sungai tersebut. Sebab, banyak ikan yang mati karena semakin buruknya kualitas sungai.
"Banyak yang mati ikan di tambak karena air sungainya masuk, kalau dampak lainnya enggak tahu. Karena melihat air sungai keruh dan mencium aromanya saja, warga di sini takut," ucapnya.
Baca juga: Limbah Sabun Diduga Jadi Biang Kerok Sungai Ciliwung Berbusa, Gudangnya Kini Disegel Satpol PP
Staf Divisi Edukasi Ecoton, Alaika Rahmatullah mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi sungai di Jalan Kalisari berbusa tersebut dari warga setempat, sejak pukul 06.00 WIB.
"Kami mendapatkan laporan warga Mulyorejo. Jadi tim Ecoton turun untuk membuktikan, ternyata ketika kami turun benar, ternyata sudah berbusa," kata Alaika, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis.
Ketika itu, sebanyak lima orang dari tim Ecoton menggunakan perahu untuk mengambil sampel air. Kemudian, penelitian tersebut membuktikan kandungan oksigen sungai tersebut menurun.
"Air sungai (Kalisari) itu kelas 2, dan peruntukanya air irigasi, sarana wisata air, tambak (ikan). Ternyata oksigen yang terlalut dalam air mengalami penurunan drastis," jelasnya.
"Standarnya baku mutu (oksigen) air sungai kelas 2 sekitar 4 tapi ternyata hasilnya 0,5, fosfat tinggi menyentuh 5,3 seharusnya 0,2, lalu amoniak 21,2 itu sangat tinggi standarnya 0,2 juga," tambahnya.
Alaika mengungkapkan, buruknya kualitas air sungai tersebut membuktikan banyaknya pencemaran. Dia menduga, hal itu terjadi karena limbah domestik yang terakumulasi dari pemukiman warga.
"Ada pemukiman dan warga langsung membuang limbahnya ke sungai. Kalau fosfat tinggi berati terkontaminasi surfaktan, itu timbulnya dari detergen hasil cucian langsung dibuang ke sungai," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.