Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balita di Madiun Terjangkit Penyakit Langka sampai Kulit Melepuh, Sang Ayah Jual Motor untuk Berobat

Kompas.com, 30 Mei 2024, 14:52 WIB
Muhlis Al Alawi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Hingga Aska harus menjalani pengobatan di RSUD dr. Soedono yang berada di Kota Madiun yang harus ditempuh kurang lebih satu jam dari rumahnya.

Jayus mengaku kebingungan karena tidak ada mobil untuk membawa Aska periksa di rumah sakit. Pasalnya kondisi badan anaknya muncul bintik-bintik berisi air dan mudah pecah dan tidak boleh terkena angin.

"Kalau terkena angin karena dapat memperparah kondisinya," tutur Jayus.

Jayus bersyukur saat itu ada kendaraan ambulans milik Yayasan Nurul Hayat dari Kota Madiun yang membantu transportasi untuk berobat ke Kota Madiun setiap dua minggu sekali. Padahal, menurutnya saat ini dikantor desa nya terdapat ambulans siaga.

Baca juga: Deteksi Dini Bantu Pengidap Penyakit Langka Hidup Normal

Saat ini anaknya sudah semakin membaik kendari perkembangannnya tidak seperti anak lainnya. Meski usianya mendekati empat tahun, Aska belum dapat bicara hingga tidak dapat berteman dengan anak-anak lainnya seusianya.

Meski sudah membaik, kata Jayus, Aska harus tetap kontrol ke rumah sakit. Terlebih sekujur tubuh anaknya masih banyak luka lepuh.

"Anak kami tidak boleh terkena sinar matahari dan debu. Selain itu harus dibatasi makanan seperti telur, ayam, dan daging," ungkap Jayus.

Sekarang, Jayus hanya bisa pasrah dan menunggu uluran bantuan dari orang lain dan instansi pemerintah. Terlebih pekerjaannya yang hanya sebagai pencari kayu dan buruh tani musiman tidak akan cukup untuk pengobatan yang layak untuk anaknya.

"Biasanya kalau musim tanam ya jadi buruh tani. Kalau tidak biasanya saya cari kayu dihutan dan saya jual lagi. Kadang laku kandang dan kadang tidak.

Baca juga: Idap Penyakit Langka, Sekujur Tubuh Gadis 13 Tahun di Tegal Melepuh hingga ke Wajah

Sementara itu Penjabat Bupati Madiun, Tontro Pahlawanto yang dihubungi terpisah menyatakan sudah memerintahkan Dinas Kesehatan dan Camat Saradan untuk membantu persoalan yang dihadapi Aska.

“Saya sudah perintahkan kepada camat dan dinas untuk membantu Aska. Camat setempat juga saya minta untuk segera berkoordinasi dengan kepala desa agar mobil ambulan di desa digunakan untuk mengantar Aska bila hendak berobat,” kata Tontro, Kamis (30/5/2024).

Tak hanya itu petugas Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman sudah turun ke lokasi mengecek kondisi rumah keluarga Aska. Bila butuh perbaikan maka akan dimasukkan dalam program perbaikan rumah tidak layak huni.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau