Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenakan Sarung dan Berkopiah, Alumni Ponpes Denanyar Daftar Bacabup Nganjuk ke PKB

Kompas.com, 24 Mei 2024, 20:03 WIB
Usman Hadi ,
Andi Hartik

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – M Burhannul Karim, pengusaha muda Nganjuk yang juga tercatat sebagai alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang, resmi mendaftar sebagai Bakal Calon Bupati (Bacabup) Nganjuk di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Hal itu setelah Karim mengembalikan formulir pendaftaran Bacabup Nganjuk ke Kantor Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (24/5/2024).

Saat mendaftar Bacabup di DPC PKB Kabupaten Nganjuk, penampilan Karim cukup nyentrik. Ia mengenakan sarung, berbaju koko, dan berkopiah. Ia diantar kolega dan jemaah tahlilan dan jemaah yasinan di lingkungannya.

Baca juga: Usung Slogan Nggugah Nganjuk, Pengusaha Muda Aushaf Fajr Herdiansyah Deklarasi Maju Pilkada 2024

Karim menjelaskan, busana yang dikenakannya ini merupakan pakaian khas santri. Ia sendiri dulunya pernah nyantri di Ponpes Denanyar Jombang. Ponpes yang diasuh oleh keluarga Ketum DPP PKB, Muhaimin Iskandar.

“Ini (pakaian) khas santri. Jadi kalau teman-teman yang tahu tentang santri identik dengan sarung, dengan songkok hitam, dengan baju-baju koko, dan hari ini saya tidak minder, saya juga tidak malu kalau saya itu mempunyai atribut santri,” ujarnya.

Baca juga: Tolak RUU Penyiaran, Puluhan Jurnalis Nganjuk Gelar Aksi Damai dan Tabur Bunga

Menurut Karim, dirinya mendaftar menjadi Bacabup Nganjuk ke PKB juga sekaligus untuk mengubah citra buruk santri yang selama ini dikenal kumuh dan terbelakang dalam urusan pertarungan politik.

“Hari ini saya mencoba untuk mewujudkan itu, santri bisa jadi pengusaha, saya sudah melaluinya, santri bisa jadi politikus seperti di samping kita Gus Ulum (Ketua DPC PKB Nganjuk), dan hari ini kita akan mencoba santri bisa menjadi kepala daerah,” tuturnya.

“Saya ingin membuktikan bahwa kami santri itu juga boleh bertanding, dan boleh juga ikut dalam pertandingan untuk pemilihan kepala daerah. Kami santri bukan hanya harus jadi makmum, kita juga bisa jadi pemimpin,” lanjut Karim.

Baru daftar bacabup ke PKB

Karim mengatakan, sejauh ini dirinya baru mendaftar sebagai Bacabup Nganjuk di PKB. Ia sangat yakin bakal mendapat surat rekomendasi dari PKB untuk maju berkontestasi di Pilkada Nganjuk 2024.

“Dalam keyakinan 99 (persen) kita yakin (mendapat surat rekomendasi dari PKB), tapi satu persen penentunya adalah Yang Kuasa,” sebutnya.

Selain mendaftar Bacabup Nganjuk di PKB, Karim menyebut dirinya juga akan mendaftar ke beberapa partai politik (Parpol). Di antaranya ke Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

“Ke NasDem tentunya, sama ke Hanura Insyaallah,” ucap Karim.

Peluang dapat rekom dari PKB

Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Nganjuk, Ulum Basthomi menyebut peluang Karim untuk mendapatkan surat rekomendasi dari PKB cukup besar.

“Peluangnya (Karim) sangat besar. Santri oke, alumni (Ponpes) Denanyar sama dengan pondoknya Ketua Umum DPP PKB,” papar Ulum.

“Berikutnya muda yang kita yakini nanti inovatif dalam memimpin daerah, sekaligus pengusaha, sehingga jiwa untuk membangkitkan ekonomi masyarakat Kabupaten Nganjuk pas ya,” sambungnya.

Ulum melanjutkan, sebelum ini Karim juga sudah berkomunikasi dengan pengurus DPW PKB Jawa Timur dan DPP PKB. Bahkan, yang bersangkutan turut menghadiri kegiatan halalbihalal DPW PKB Jawa Timur beberapa waktu lalu.

“Mas Karim ini sudah melalui beberapa tahapan, yang di PKB misalnya, kemarin beliau sudah hadir di acara DPW, halalbihalal Ketua Umum dengan para calon kepala daerah,” pungkas Ulum.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau