Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Kompas.com - 17/05/2024, 07:09 WIB
Achmad Faizal,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 10.000 hektar lahan kering di 13 kabupaten di 7 provinsi seluruh Indonesia mulai tahun ini akan dikelola secara terpadu menjadi kawasan hortikultura

Proyek tersebut salah satunya untuk menyambut program makan siang gratis dalam hal penyediaan bahan baku pangan yang berkualitas

Sebanyak 13 kabupaten di 7 provinsi tersebut yaitu di Kabupaten Pakpak Bara, Dairi, Karo, Sumedang, Batang, Wonosobo, Sumenep, Gresik, Lumajang, Buleleng, Enrekang, Gowa, dan Ende. 

Baca juga: Uji Coba Makan Siang Gratis di Bandung, 2.500 Porsi Per Hari untuk 6 SD

Proyek Horticulture Development in Dryland Areas Project (HDDAP) tersebut melibatkan Kementerian Pertanian menggandeng Asian Development Bank dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Direktur Jenderal Hortikultura sekaligus Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengatakan, kegiatan tersebut berupa pengelolaan kawasan hortikultura terpadu hulu hingga hilir.

"Selain mempersiapkan bahan baku untuk program makan siang gratis, HDDAP diharapkan mampu mengungkit dan mengakselerasi pengembangan hortikultura nasional menjadi lebih maju dan mendunia," kata Prihasto usai "kick off" HDDAP di Surabaya, Kamis (16/5/2024).

HDDAP akan mengonsolidasikan 10.000 hektar lahan kering dan petani hortikultura secara berkelanjutan dalam wadah Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) untuk menghasilkan produk hortikultura berkualitas sesuai kebutuhan domestik, industri, dan ekspor.

Sebanyak 10.000 hektar lahan kering tersebut akan digunakan untuk pengembangan produk hortikultura seperti cabai, bawang merah, mangga, durian, manggis, jeruk, sayuran daun, tanaman obat, dan aneka buah lainnya. 

"Penentuan lokasi di 13 kabupaten dari total 514 kabupaten di Indonesia ini telah melalui serangkaian proses perencanaan panjang dan melalui feasibility study," terangnya.

HDDAP menghadirkan model kemitraan bisnis yang saling menguntungkan antara KEP dan sektor swasta. Di masing-masing daerah lokasi proyek ditarget akan berdiri satu KEP yang bankable.

Hingga hari ini telah teridentifikasi 17 pihak swasta yang siap terlibat dalam kegiatan HDDAP diantaranya perbankan. Keterlibatan perbankan dalam HDDAP berperan menyediakan skema dan layanan kredit usaha bagi petani melalui jaminan KEP untuk keberlanjutan usaha. 

Baca juga: Usai Lebaran, Kota Madiun Siap Terapkan Program Makan Siang Gratis bagi Siswa SD dan SMP

Kegiatan HDDAP yang efektif dimulai 2024 hingga 2028 ini diprediksi mampu menghasilkan dampak ekonomi bagi petani hortikultura dari efisiensi penggunaan input produksi, peningkatan produksi dan produktivitas serta peningkatan kualitas dan harga jual produk.

"Simulasi sederhana terhadap rencana pengembangan komoditas hortikultura di lokasi HDDAP diproyeksi akan meningkatkan keuntungan petani hingga Rp 1,4 triliun atau naik 99 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov dan Polda Jatim Bentuk Satgas Penanggulangan Judi Online

Pemprov dan Polda Jatim Bentuk Satgas Penanggulangan Judi Online

Surabaya
Balita di Kediri Tewas Dianiaya Orangtua karena Masalah Air Gelas Tumpah

Balita di Kediri Tewas Dianiaya Orangtua karena Masalah Air Gelas Tumpah

Surabaya
Pilkada 2024: Lumajang, Pasuruan dan Pulau Madura Masuk Kategori Sangat Rawan

Pilkada 2024: Lumajang, Pasuruan dan Pulau Madura Masuk Kategori Sangat Rawan

Surabaya
Dua Pria di Tulungagung Tewas Usai Konsumsi Miras Oplosan, Racik Alkohol Medis dengan Minuman Berenergi

Dua Pria di Tulungagung Tewas Usai Konsumsi Miras Oplosan, Racik Alkohol Medis dengan Minuman Berenergi

Surabaya
Pengakuan Korban Pegawai Kejaksaan Gadungan di Probolinggo: Katanya Sudah Bisa Kerja tapi Tak Ada Kantornya

Pengakuan Korban Pegawai Kejaksaan Gadungan di Probolinggo: Katanya Sudah Bisa Kerja tapi Tak Ada Kantornya

Surabaya
Pemilik Pondok Pesantren di Sidoarjo Jadi Tersangka Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Santrinya

Pemilik Pondok Pesantren di Sidoarjo Jadi Tersangka Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Santrinya

Surabaya
Dua Siswa TK Asal Rembang Tewas Tenggelam di Wisata Jatiwangi Park Tuban

Dua Siswa TK Asal Rembang Tewas Tenggelam di Wisata Jatiwangi Park Tuban

Surabaya
Pemain Judi Online di Jawa Timur Terbanyak Keempat, Kapolda: IP Adressnya di Jakarta

Pemain Judi Online di Jawa Timur Terbanyak Keempat, Kapolda: IP Adressnya di Jakarta

Surabaya
Simpan Ganja 1,8 Kg di Kos, Mahasiswi di Malang Mengaku Dititipi Pacar

Simpan Ganja 1,8 Kg di Kos, Mahasiswi di Malang Mengaku Dititipi Pacar

Surabaya
Perahu Nelayan Ditabrak Kapal Penumpang di Perairan Gili Iyang Sumenep, 3 Orang Hilang

Perahu Nelayan Ditabrak Kapal Penumpang di Perairan Gili Iyang Sumenep, 3 Orang Hilang

Surabaya
Kronologi Truk Kontainer Hantam Bus Bagong di Tanjakan Selorejo, Blitar

Kronologi Truk Kontainer Hantam Bus Bagong di Tanjakan Selorejo, Blitar

Surabaya
Bocah yang Pahanya Tertusuk Besi Sudah Jalani Operasi dan Membaik

Bocah yang Pahanya Tertusuk Besi Sudah Jalani Operasi dan Membaik

Surabaya
Gagal Maju Pilkada Kota Malang 2024, Heri-Rizky Salahkan Silon

Gagal Maju Pilkada Kota Malang 2024, Heri-Rizky Salahkan Silon

Surabaya
9 Pengeroyok Siswi MTs hingga Tewas di Situbondo Divonis 7 Tahun Bui

9 Pengeroyok Siswi MTs hingga Tewas di Situbondo Divonis 7 Tahun Bui

Surabaya
Tak Kuat Nanjak, Truk Kontainer Tabrak Mundur Bus Bagong di Blitar

Tak Kuat Nanjak, Truk Kontainer Tabrak Mundur Bus Bagong di Blitar

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com