Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Lebaran, Kota Madiun Siap Terapkan Program Makan Siang Gratis bagi Siswa SD dan SMP

Kompas.com, 15 Maret 2024, 14:53 WIB
Muhlis Al Alawi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com- Pemerintah Kota Madiun berencana menerapkan program makan siang gratis bagi siswa SD dan SMP usai Lebaran.

Untuk menerapkan program itu, Pemkot Madiun sementara mengumpulkan ahli gizi untuk membahas makanan apa saja yang akan disajikan bagi anak-anak sekolah.

Baca juga: Pemerintah Bakal Naikan PPN, PDI-P Singgung Rapat Kabinet Makan Siang Gratis 

Namun makan siang gratis yang diberikan kepada siswa SD dan SMP harus dipastikan bergizi.

“Saya sangat setuju (program makan siang gratis). Tetapi menu gizinya harus diatur dan ditentukan. Untuk itu saat ini kami mengumpulkan ahli gizi. Ahli gizi itu nantinya akan merumuskan menu masak yang disajikan untuk menunjang pertumbuhan anak-anak,” ujar Maidi, Jumat (15/3/2024).

Baca juga: [KLARIFIKASI] Manipulasi Video Gibran Sebut Program Makan Siang Gratis di Dalam Kebun Binatang

Bagi Maidi, menu makan siang gratis yang disajikan harus diatur agar tidak bermasalah bagi kesehatan anak-anak.

Ia khawatir bila menu yang disajikan asal-asalan dapat berdampak masalah kesehatan bagi anak sekolah.

“Jangan sampai kita memberi makan menu gizinya tidak dihitung. Kalau tidak dihitung nanti asal makan kalau perutnya sakit bagaimana,” ungkap Maidi.

Baca juga: Makan Siang Gratis Rp 15.000 untuk Cegah Stunting, BKKBN: Untuk Suplemen dan Menu Utama Ibu Hamil Kurang

Untuk membiayai makan siang gratis, mantan Sekda Kota Madiun ini mengatakan, Pemkot Madiun sudah memberikan anggaran rutin untuk SD dan SMP.

Ia mengklaim hanya Kota Madiun yang memberikan dana rutin kepada setiap sekolah SD dan SMP dari APBD Kota Madiun.

“Kami mengeluarkan berapa milyar untuk dana rutin di sekolah. Daerah lain tidak ada .Hari ini pun bisa dilaksanakan karena kita memiliki anggaran rutin. Untuk satu siswa dianggarkan Rp 15.000 satu kali makan,” ungkap Maidi.

Maidi menjelaskan Pemkot Madiun sementara menggodok tingkat gizi yang didapatkan dari besaran anggaran Rp 15.000 sekali makan tersebut.

Selain itu juga harus diketahui capaian gizi yang didapatkan siswa setelah makan gratis selama satu bulan.

“Justru hari ini sedang kami godok Rp 15.000 untuk anak itu tingkat gizinya seperti apa. Apakah dalam 30 hari itu nanti gizinya bisa berubah tidak. Setelah digodok selesai maka dana rutin akan kami atur dalam peraturan wali kota untuk digunakan anggaran makan siang gratis.

Ia mengatakan Pemkot Madiun memberikan kesempatan kepada kantin sekolah atau UMKM untuk mengadakan makan gratis bagi siswa di sekolah. Semisal jumlah murid 600 orang maka jumlah kantin cukup tiga di sekolah.

“Nanti tinggal siswa dikasih kupon kemudian makan di kantin. Tinggal yang bayarin dari pihak sekolah,” demikian Maidi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau