Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Fakta Fortuner Masuk Jurang di Kawasan Bromo, 4 Orang Tewas, Diduga Melaju dengan Kecepatan Tinggi

Kompas.com, 15 Mei 2024, 10:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah mobil minibus Toyota Fortuner dengan nomor polisi B 1683 TJG mengalami kecelakaan di Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Malang, Jawa Timur pada Senin (13/5/2024) sekitar pukul 18.30 WIB.

Kecelakaan terjadi saat kendaran melintasi medan jalan menurun di sekitar kawasan Bromo.

Total ada sembilan orang di dalam mobil dan empat di antaranya meninggal dunia.

Mobil yang melaju dari arah Lumajang menuju Malang itu jatuh ke jurang dengan kedalaman 200 meter.

Korban meninggal adalah sopir Fortuner, Imriti Yasin Ali Rahbani (51), warga Kelurahan Kedurus, Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya.

Baca juga: Rumah Korban Fortuner Terjun ke Jurang di Bromo Sempat Didatangi Orang

Ia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit dengan luka di kepala.

Lalu Moch Mushili Irvani (33), warga Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang yang mengalami luka pada kepala dan meninggal dunia di TKP.

Korban selanjutnya adalah Tutik Kuntiarini (51), warga Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang yang mengalami luka pada kepala dan meninggal dunia di TKP.

Terakhir, Sulimah (57), warga Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang yang mengalami luka pada kepala dan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.

Sementara lima korban terluka adalah Siti Aminah (30), warga Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang dengan luka di wajah dan punggung.

Kemudian Fatin (33), warga Kelurahan Kedurus, Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya yang mengalami patah tulang kaki kanan.

Baca juga: Suami Korban Selamat Kecelakaan Maut di Bromo Sebut Lokasi Kejadian Tidak Asing Dilalui Keluarganya

Lalu korban anak bernama Nafla Syakira (8), warga Kelurahan Kedurus, Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya yang mengalami patah tulang kaki kiri; dan Naila Salsabila (6), warga Kelurahan Kedurus, Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya yang mengalami patah tulang kaki kanan.

Korban lain adalah Hafia Muhammad Rafif Afkari (7), warga Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang yang mengalami patah tulang di kaki kanan.

Tak hapal medan, baru pulang antar pengantin

Mobil Fortuner yang mengalami kecelakaan di Jalur Bromo usai diangkat dari jurang, Selasa (14/5/2024).KOMPAS.com/Imron Hakiki Mobil Fortuner yang mengalami kecelakaan di Jalur Bromo usai diangkat dari jurang, Selasa (14/5/2024).
Nur Kholifin kerabat para korban mengatakan sembilan orang dalam mobil itu masih bersaudara dan berasal dari dua keluarga.

"Mereka baru saja pulang mengantar pengantin di Kabupaten Lumajang, dan hendak kembali ke rumahnya di kawasan Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang," jelas dia saat ditemui, Senin (13/5/2024).

Kondisi mobil, menurut Kholifin, layak dikemudikan. Mobil tersebut sering dibawa ke mana-mana. Namun baru pertama kali melewati jalur Bromo-Semeru.

"Alasan melalui jalur itu kemungkinan karena aksesnya lebih dekat," katanya.

Ia juga menyebut pengemudi mobil belum hapal medan.

"Pengemudi belum hapal medan, mengemudi biasanya yang sering ke Surabaya menggunakan Fortuner itu," ungkap dia.

Baca juga: 5 Korban Selamat Kecelakaan Fortuner di Kawasan Bromo Masih Dirawat di RS

Sementara itu Firmansyah, menantu sopir Fortuner mengatakan jalur lokasi kejadian tersebut sudah tidak asing lagi bagi keluarganya untuk dilewati.

"Yang jelas jalur itu bukan jalur baru bagi kami bagi keluarga besar kami, sehingga kami tahu persis di mana tikungan tajamnya, gimana turunannya, dan tanjakannya kami tahu persis," ungkap dia pada Selasa (14/5/2024).

Saat kecelakaan terjadi, istri Firman, Fatin (33) dan dua anaknya duduk di kursi tengah. Ketiganya selamat walau harus menjalani perawatan.

Dia menjelaskan bahwa rombongan Fortuner tersebut selesai menghadiri acara keluarga korban meninggal bernama Sulimah (57) di Senduro, Lumajang.

"Ada acara keluarga ngunduh mantu, dan kebetulan memang mau mampir di kafe-kafe sekitar jalan-jalan TKP itu. Mau sedikit mampir untuk makan atau seperti apa, hingga terjadi kejadian nahas tersebut," kata dia.

Baca juga: Kesaksian Warga soal Kecelakaan Fortuner di Jalur Bromo, 4 Orang Terkapar dan Ada Suara Anak Minta Tolong

Dia mengatakan, saat kejadian tersebut, dirinya sedang berada di Jakarta. Kemudian, Firmansyah menerima informasi dari kepolisian Polres Malang terkait peristiwa itu.

"Akhirnya saya pakai penerbangan paling pagi dan baru sampai ini tadi (di Malang)," katanya.

"Insyaallah kami sudah pasrah sama ketentuan dan takdir Allah. Semoga diberikan ketabahan dan kekuatan," kata Firmansyah

Melaju dengan kecepatan tinggi

Kasatlantas Polres Malang, AKP Adis Dani Garta mengatakan mobil tersebut diduga melaju dari arah timur (Lumajang) ke barat (Malang), dengan kecepatan cukup tinggi di area TKP yang medannya menurun.

Kemudian mobil menabrak tebing sisi kiri jalan, lalu terpental ke kanan, menabrak pembatas jalan buatan dan terperosok ke jurang sisi kanan jalan.

Menurut dia empat orang terpental dan lima lainnya masih berada di dalam mobil.

“Beberapa penumpang ini terpental dan keluar dari kendaraan. Yang terpental 4 orang ke luar. Sisanya yang berada di dalam mobil ada 5 orang,” jelas Adis.

Baca juga: Bukan Rem Blong, Ada Bahaya Lain Saat Melintas di Kawasan Bromo

"Tidak ditemukan bekas pengereman dari jalur atas. Hanya di area TKP ditemukan bekas ban selip," tuturnya.

Dari hasil olah TKP itu, polisi menduga ada kelalaian pengemudi Toyota Fortuner hingga mengakibatkan kecelakaan maut.

"Untuk kerusakan rem saat ini masih proses penyelidikan untuk memastikan adanya kerusakan pada rem mobil," jelas dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Nugraha Perdana, Imron Hakiki, Aloysius Gonsaga AE | Ediotor: Farid Assifa, Reni Susanti), Surya Malang

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau