Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Relawan Tagana Sahrul Mustofa, Mengabdi untuk Kemanusiaan Jadi Panggilan Jiwa

Kompas.com, 10 Mei 2024, 05:03 WIB
Imron Hakiki,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com – Sahrul Mustofa (47), sedang bersantai di bawah salah satu ruangan sudut Pendopo Kantor Bupati Malang, Jalan Panji, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (9/5/2024) siang.

Ia mengenakan seragam pegawai Pemerintah Kabupaten Malang. Setelan kemeja putih, celana hitam, serta topi bertuliskan Tagana.

Ya, Sahrul Mustofa adalah seorang sopir bus pegawai Pemerintah Kabupaten Malang sekaligus relawana Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Kabupaten Malang.

Baca juga: Kisah Rusdianto 13 Tahun Jadi Relawan Tagana, Tak Hiraukan Gaji Kecil yang Penting Membantu

Bapak dua anak itu menjadi pegawai honorer Pemerintah Kabupaten Malang sebagai sopir untuk menopang perekonomian keluarganya. Sementara profesi sebenarnya adalah sebagai relawan Tagana.

Ia tercatat sebagai relawan Tagana dari tahun 2018, sejak terbitnya Nomor Induk Anggota Tagana (NIAT). Namun, jauh sebelum itu, ia telah berkiprah di relawan kemanusiaan dan kebencanaan, di bawah naungan relawan swasta, SAR Awangga.

“Tahun 2018 saya diajak teman untuk mendaftar di Tagana, akhirnya saya ikut,” ungkapnya.

Baca juga: Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Menjadi relawan kemanusiaan bagi Sahrul Mustofa adalah panggilan jiwa. Di Tagana, ia selalu aktif mengikuti kegiatan kemanusiaan, mulai dari membantu evakuasi bencana alam maupun evakuasi kecelakaan dan penemuan mayat.

Ia bekerja bersama dengan personel instansi lain seperti Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Malang, Palang Merah Indonesia (PMI), dan relawan swasta.

“Saya pernah makan-makan dengan anak istri saya di warung. Ketika sedang makan tiba-tiba ada telpon untuk membantu evakuasi penemuan mayat, saya langsung pulang saat itu. Kayak sudah otomatis untuk berangkat,” jelasnya.

Sebagai anggota Tagana, Sahrul Mustofa mendapatkan tali asih setiap triwulan, tapi ia mengaku tidak tahu berapa nilainya. Sebab, baginya tali asih atau gaji sebagai anggota Tagana bukan prioritas, yang penting adalah mengabdi kepada kemanusiaan.

“Saya tidak pernah cek berapa nilainya. Kalau ada pemberitahuan uang masuk, ya sudah saya pakai,” tuturnya.

Ia hanya menyebut, bahwa tali asih yang didapatkannya, tidak cukup untuk memenuhi perekonomian keluarganya. Untuk mencukupi kebutuhan ekonomi tersebut, ia bekerja sebagai sopir pegawai Pemerintah Kabupaten Malang.

“Gaji saya sebagai sopir di bawah UMR Kabupaten Malang. Ya, alhamdulillah cukup,” katanya.

Pria kelahiran Penarukan, Kepanjen, Malang itu menceritakan, dulu ayahnya seorang relawan. Karena itu ia kerap diajak mengevakuasi mayat di sungai maupun evakuasi bencana alam. Seiring berjalannya waktu, antusiasnya di dunia relawan tumbuh. 

“Jadi sejak kecil, meskipun belum mengerti di dunia kebencanaan, saya selalu terpanggil untuk ikut,” ujarnya.

Sahrul mengaku akan terus mengabdi untuk kemanusiaan, meskipun hingga tua nanti. Saat ini, ia pun sudah menyiapkan kedua anaknya untuk mencintai kerja kemanusiaan, dengan cara selalu mengajak terjun mengevakuasi becana.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Malang, Pantjaningsih Sri Redjeki mengatakan, jumlah anggota Tagana Kabupaten Malang yang sudah memiliki NIAT sebanyak 95 orang.

Menurutnya masing-masing anggota Tagana mendapat tali asih sebesar Rp 400.000 per bulan dan Rp 250.00 dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dipotong iuran BPJS ketenagakerjaan.

“Pemerintah Kabupaten Malang belum memberikan tali asih,” tutupnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau