Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Situs Nduro di Watudandang, Makam Kuno Bukti Syiar Islam di Nganjuk Era Majapahit

Kompas.com - 14/03/2024, 04:00 WIB
Usman Hadi ,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Seorang pria paruh baya tampak sibuk menyikat lumut yang menempel di batu nisan di kompleks pemakaman kuno Dusun Nanggungan, Desa Watudandang, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Rabu (13/3/2024).

Pria itu ialah Sugeng (47), Juru Pelihara Situs Nduro. Sudah turun-temurun keluarga dari pria asli Watudandang ini diberikan tugas untuk merawat kompleks pemakaman kuno tersebut.

“Dulu yang merawat di sini (Situs Nduro) kakek saya, terus dilanjutkan bapak saya, sekarang saya,” kata Sugeng kepada Kompas.com, Rabu (13/3/2024).

Baca juga: Tradisi Masjid Jogokariyan Sediakan 3.500 Takjil Gratis dan Gelar Pasar Sore untuk Bantu Warga

Sugeng bercerita, dahulu kawasan Situs Nduro ditumbuhi semak belukar. Makam kuno tersebut lantas dibersihkan oleh kakeknya, Maidin.

“Memang dari dulu ya makam tua, tapi enggak terawat, masih semak belukar. Terus sama mbah dibersihkan,” kenang Sugeng.

Makam kuno yang dirawat oleh Maidin tersebut ternyata bukan sembarang pusara. Diduga kompleks pemakaman kuno itu merupakan tempat peristirahatan terakhir petinggi Kerajaan Majapahit yang telah memeluk Islam.

Hal itu dibuktikan dengan nisan di kompleks pemakaman kuno tersebut yang bercorak Troloyo. Makam Troloyo merupakan pemakaman Islam pada zaman Majapahit, kerajaan yang eksis pada abad 13 hingga 16 Masehi.

Baca juga: Menelusuri Jejak Sunan Bonang di Singkalanyar Nganjuk dan Awal Mula Tradisi Selamatan

Kini, pemakaman kuno di Watudandang ini berada di bawah naungan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur yang dahulu Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.

“Ini dikelola BPCB sejak tahun 1994, mulai dikasih pagar, ditata. Waktu itu bapak saya yang ditunjuk jadi juru pelihara,” ujar Sugeng.

Juru Pelihara Situs Nduro, Sugeng (47), saat membersihkan lumut yang menempel di nisan pada kompleks pemakaman kuno Dusun Nanggungan, Desa Watudandang, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Rabu (13/3/2024)Usman Hadi Juru Pelihara Situs Nduro, Sugeng (47), saat membersihkan lumut yang menempel di nisan pada kompleks pemakaman kuno Dusun Nanggungan, Desa Watudandang, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Rabu (13/3/2024)

Wakil Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Nganjuk, Shohibul Burhan, membenarkan bahwa Situs Nduro merupakan makam kuno Islam.

“Ya itu makam kuno Islam,” ucap Gus Burhan, sapaan karib Shohibul Burhan.

Gus Burhan menduga era kompleks pemakaman kuno ini berkisar antara masa akhir pemerintahan Majapahit hingga Kesunanan Giri atau Giri Kedaton.

Baca juga: Mandi Balimau Kasai di Sungai Kampar, Tradisi Bersihkan Diri Jelang Ramadhan

Adapun Gus Burhan menduga petinggi Kerajaan Majapahit yang dimakamkan di Situs Nduro ialah Patih Gajah Manduro.

“Dan tokoh ini (Patih Gajah Manduro) yang kemudian menurut data Giri itu dipercaya sebagai tokoh yang menabalkan atau yang mengumumkan penobatan Sunan Giri menjadi raja,” tutur pria yang memiliki nama pena Burhan Abdul Lathief itu.

Namun keterangan Gus Burhan berkenaan sosok Patih Gajah Manduro masih perlu penelitian lebih lanjut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mantan Bupati Nganjuk Daftar Bacabup ke Demokrat, Ketua DPC: Prioritas Kami Tetap Kader

Mantan Bupati Nganjuk Daftar Bacabup ke Demokrat, Ketua DPC: Prioritas Kami Tetap Kader

Surabaya
Kronologi Penggerebekan Judi Sabung Ayam Berujung 1 Warga Tewas di Ngawi, 2 Luka-luka

Kronologi Penggerebekan Judi Sabung Ayam Berujung 1 Warga Tewas di Ngawi, 2 Luka-luka

Surabaya
Kronologi Tabrakan 2 'Speedboat' di Telaga Sarangan

Kronologi Tabrakan 2 "Speedboat" di Telaga Sarangan

Surabaya
Waspada Semeru Keluarkan Awan Panas dan Jarak Luncur Tak Diketahui

Waspada Semeru Keluarkan Awan Panas dan Jarak Luncur Tak Diketahui

Surabaya
Bentrok Antar-pemuda di Madiun, 3 Luka Berat dan 4 Luka Ringan

Bentrok Antar-pemuda di Madiun, 3 Luka Berat dan 4 Luka Ringan

Surabaya
1 Warga Meninggal Usai 'Nyebur' ke Sungai Saat Polisi Gerebek Sabung Ayam di Ngawi

1 Warga Meninggal Usai "Nyebur" ke Sungai Saat Polisi Gerebek Sabung Ayam di Ngawi

Surabaya
Penipuan Tanah Kavling di Malang, Direktur Ditangkap

Penipuan Tanah Kavling di Malang, Direktur Ditangkap

Surabaya
Duduk Perkara Rumah Ibu di Malang Dirobohkan oleh Anak Kandung

Duduk Perkara Rumah Ibu di Malang Dirobohkan oleh Anak Kandung

Surabaya
Guru SD di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Siswa Alami Cedera di Sekolah

Guru SD di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Siswa Alami Cedera di Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
'Speedboat' Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

"Speedboat" Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

Surabaya
5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

Surabaya
10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

Surabaya
Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Surabaya
Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com