KOMPAS.com - Elia Widiana Putri (26) masih merasa kecewa terhadap pelayanan Rumah Sakit (RS) Hermina di Kota Malang, Jawa Timur.
Sebab, ayahnya Wahyu Widiyanto (63) tidak tertangani secara serius dalam kondisi sakit kritis ketika dibawa ke rumah sakit tersebut.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (11/3/2024), malam. Anak kedua dari tiga bersaudara itu bercerita, terkait kronologi kejadian tersebut.
Baca juga: Tangis Orangtua yang Anaknya Meninggal karena Diduga Jadi Korban Malapraktik di RS Hermina Podomoro
Diketahui, Wahyu Widiyanto memiliki riwayat sakit diabetes dan stroke.
Sebelumnya, Wahyu sempat dirawat di salah satu rumah sakit Islam di Kota Malang. Namun, baru sehari pulang, ia sudah merasa tidak enak badan lagi.
Kemudian, petugas puskesmas di sekitar tempat tinggalnya memeriksa kondisi ayahnya dan disarankan untuk segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
Selanjutnya, Elia dan keluarganya membawa ayahnya ke Rumah Sakit Hermina menggunakan becak motor (bentor) sekitar pukul 18.30 WIB.
Berharap mendapat pertolongan, pihak rumah sakit malah tidak bisa berbuat apa-apa.
Wahyu yang merupakan warga Jalan Bareng Tenes 4 A itu hanya sempat diperiksa bagian mata saja.
Wahyu Widiyanto sebenarnya juga memiliki Kartu BPJS Kesehatan.
"Pihak rumah sakit tidak bisa mengeluarkan bed (tempat tidur), katanya penuh, sempat ditunjukkan bahwa semua tempat penuh semua."
"Kita juga sudah minta tolong untuk ditangani, tetap tidak bisa, jadi bapak (almarhum) tetap di bentor, tidak turun," kata Elia, Selasa (12/3/2024).
Elia dan keluarganya memutuskan untuk membawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) setelah selama sekitar setengah jam berada di RS Hermina.
Mereka dibantu ambulans dan petugas relawan Es Teh Hangat. Bahkan, dikatakannya, relawan membantu cek saturasi dan memberi oksigen kepada almarhum.
Namun, takdir berkata lain. Ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit, Wahyu Widiyanto telah berpulang selamanya.