Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tradisi Nyekar atau Nyadran di Lumajang

Kompas.com - 08/03/2024, 07:00 WIB
Miftahul Huda,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

"Kalau musim kemarau pasti ada penyiraman makam juga, kalau musim hujan seperti ini hanya tabur bunga saja," jelasnya.

Bunga yang wajib ada

Dalam tradisi nyekar atau nyadran di Lumajang, ada tiga jenis bunga yang wajib ada yakni bunga cempaka putih, kenanga dan melati.

Menurut Edi, salah seorang pengunjung TPU Jogoyudan, selain tiga bunga itu boleh ditambahkan bunga lainnya seperti mawar, anggrek, hingga daun pandan.

Edi menyebut, pemberian bunga ini merupakan simbol dari doa yang dikirimkan kepada para leluhur.

"Kita ini orang Jawa kan biasa menyimbolkan sesuatu, jadi doa itu kita simbolkan dalam bentuk wewangian yaitu bunga," kata Edi.

Selain bunga, Edi juga biasa membakar dupa saat melakukan tradisi nyadran. Khususnya saat ia hendak memperbaiki makam keluarganya yang sudah rusak.

Menurut Edi, hal ini dilakukan dalam rangka pamit kepada ibu bumi atau tempat kelak kita akan disemayamkan.

Baca juga: Mengintip Tradisi Nyadran di Karanggude Kulon Banyumas, Sembelih Kambing dan Doa Bersama

"Kalau dalam Islam ini kita tawasul kepada leluhur karena adanya kita ini kan dari Sang Maha Pencipta melalui mereka, karena juga telah memberi kita banyak mulai dari kita lahir sampai mati nanti dari situ," jelasnya.

Keunikan lainnya, proses nyekar atau nyadran di Lumajang adalah adanya beberapa orang yang fanatik enggan menggunakan bunga tertentu.

Seperti daun pandan. Selain karena tanaman ini tidak wajib, biasanya hal ini dilakukan karena orang yang telah meninggal semasa hidupnya tidak menyukai wewangian jenis tanaman tersebut.

"Biasanya ada yang fanatik tidak mau bunga tertentu, itu karena orangnya waktu hidup gak mau bunga ini, tapi kalau sekarang sudah jarang," kata Bambang, juru kunci TPU Jogoyudan.

Puncak keramaian malam tarawih

Sore hari jelang taraweh, jadi waktu paling favorit warga di Lumajang untuk datang ke makam keluarganya.

Kata Bambang, saking banyaknya yang datang, area parkir yang disediakan sampau tidak muat menampung kendaraan pengunjung.

Baca juga: 5 Tradisi Nyadran di Jawa yang Dilakukan Jelang Bulan Ramadhan

Bahkan, saking padatnya sampai ada yang memarkirkan kendaraannya hingga memasuki area makam atau dekat makam keluarganya.

"Puncaknya itu pas malam puasa, pasti ramai mulai jam 2 sore sampai maghrib. Parkiran ini gak cukup jadi ada yang sampai bawa kendaraannya masuk juga," terang Bambang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Surabaya
Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Surabaya
Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Surabaya
Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Surabaya
Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Surabaya
Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah 'Ngangsu' BBM

Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah "Ngangsu" BBM

Surabaya
Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Surabaya
Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Surabaya
Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Surabaya
Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Surabaya
Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Surabaya
Cerita Tukang Ojek di Malang Rutin Menabung sejak 1998 hingga Bisa Melaksanakan Ibadah Haji

Cerita Tukang Ojek di Malang Rutin Menabung sejak 1998 hingga Bisa Melaksanakan Ibadah Haji

Surabaya
Pengakuan Warga yang Terusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya: Nunggak 2 Tahun dan Tak Boleh Nyicil

Pengakuan Warga yang Terusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya: Nunggak 2 Tahun dan Tak Boleh Nyicil

Surabaya
Polisi Amankan Puluhan Kayu Jati Ilegal dan 3 Pelaku Pencuri Kayu di Inhutani Ngawi

Polisi Amankan Puluhan Kayu Jati Ilegal dan 3 Pelaku Pencuri Kayu di Inhutani Ngawi

Surabaya
Mantan Kades di Malang Ditangkap atas Kasus Korupsi DD Rp 646 Juta

Mantan Kades di Malang Ditangkap atas Kasus Korupsi DD Rp 646 Juta

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com