Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Tradisi Sedekah Bumi dan Gunungan Tempe untuk Sambut Ramadhan di Sidoarjo

Kompas.com - 06/03/2024, 19:55 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Ratusan warga Desa Sedenganmijen, Kecamatan Krian, Kecamatan Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), menggelar sedekah bumi menyambut bulan Ramadhan.

Masyarakat mengarak sejumlah gunungan berukuran besar dengan isian tempe, buah dan sayur, dengan tujuan akhir Pendapa Balai Desa Sedenganmijen, Minggu (3/3/2024).

Baca juga: Sidang Isbat Akan Digelar 10 Maret, Menag Ungkap Potensi Perbedaan 1 Ramadhan

Kemudian, salah satu tokoh desa mendoakan sejumlah gunungan yang dibawa warga. Tak lama, mereka saling memperebutkan isi tumpeng dengan harapan memperoleh keberkahan.

Turun temurun

Kepala Desa Sedenganmijen, Mohammad Hasanuddin mengatakan, sedekah bumi atau ruwatan tersebut sudah diwariskan turun temurun, untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

Sedangkan, desa tersebut sengaja membuat gunungan tempe sebagai tumpeng utama. Sebab, wilayah tersebut terkenal dengan penghasil makanan dari olahan kedelai itu.

"Inspirasinya kami ambil dari Wonosalam (Jombang) yang punya banyak durian sehingga bisa membuat tumpeng durian raksasa," kata Hasan, Rabu (6/3/2024).

Baca juga: Pemprov DKI Jaga Stok Pangan untuk Kendalikan Inflasi Saat Ramadhan

"Kalau tempat kita banyak tempe, kenapa tidak bisa membuat tumpeng tempe raksasa. Sekaligus menjadi sebuah ikon desa kita, bahwa desa penghasil tempe di Desa Sedenganmijen," tambahnya.

Dibuat gotong-royong

Hasan mengungkapkan, sejumlah masyarakat desanya secara bersama-sama membuat gunungan tempe tersebut selama lima jam, yakni dimulai sejak pukul 17.00 WIB sampai 23.00 WIB.

"Tingginya dulu 12 meter, karena diletakan di lapangan. Tapi sekarang diletakan di balai desa yang dekat dengan kabel listrik sehingga harus kita kurangi dua meter, sekarang jadi 10 meter," jelasnya.

Hasan berharap, adanya tumpeng tempe raksasa tersebut bisa semakin memperkenalkan desanya ke masyarakat luas, sehingga mampu mendatangkan wisatawan.

"Masing-masing perajin tempe menghibahkan yang ditujukan ke para leluhurnya agar mendapat keberkahan. Total 75 kuintal kedelai," ujarnya.

Baca juga: Shopee Gelar Big Ramadhan Sale 2024, Ada Mobil Rp 1 hingga Gratis Ongkir

Penjelasan sejarawan

Sementara itu, Sejarawan sekaligus Dosen Kajian Panji (Antropologi Sastra) Universitas PGRI Adi Buana Eko Henri Nurcahyo menjelaskan perihal ruwah.

Ruwah merupakan kata serapan dari bahasa Arab yang memiliki arti, arwah atau roh manusia yang sudah meninggal.

"Ruwah desa dimaksudkan agar kita menghormati ruh atau arwah manusia yang sudah meninggal dunia. Karena meski manusia sudah mati, tetapi rohnya masih ada," kata Henri, Rabu (6/3/2024).

"Kita perlu memuliakan roh para leluhur, kakek buyut, orangtua kita yang sudah meninggal dunia, atau roh para sesepuh, para tokoh, para pahlawan yang telah berjasa pada desa dan negeri ini," tambahnya.

Baca juga: Bey Minta Pemkab dan Pemkot di Jabar Salurkan Bansos Sembako Jelang Ramadhan

Menurut dia ruwah desa bertujuan untuk melakukan perawatan secara fisik dan nonfisik.

Henri menjelaskan, hubungan antara ruwatan dengan bulan Syaban (sebelum Ramadhan) ada dalam hal berbagi. Masyarakat Jawa biasa melakukan sedekah dengan cara membagikan makanan.

"Sedekah dengan membagikan makanan ke tetangga maupun saudara. Sedangkan kepada yang sudah meninggal dunia, kita berbagi dalam bentuk doa," ujarnya.

Henri berharap, agar masyarakat terus melanjutkan tradisi sedekah bumi tersebut. Sebab, manusia sudah seharusnya saling berbagi kepada siapa pun.

"Ruwah desa adalah tradisi yang harus kita lestarikan, karena itulah saatnya kita merawat desa, meruwat desa, berbagi kepada sesama, dan juga kepada alam semesta. Kita juga perlu menghormati alam dan lingkungan kita sehari-hari dengan cara merawat dan meruwat. Sebagaimana Islam dimaknai sebagai agama yang Rahmatan lil’alamin," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cucu Pendiri NU Lathifah Shohib Daftar Bacalon Bupati Malang ke PKB

Cucu Pendiri NU Lathifah Shohib Daftar Bacalon Bupati Malang ke PKB

Surabaya
34 Anak di Sumenep Terpapar TBC, Pemkab Lakukan Skrining Besar-besaran

34 Anak di Sumenep Terpapar TBC, Pemkab Lakukan Skrining Besar-besaran

Surabaya
Tangki Diduga Bocor, Mobil di Magetan Terbakar Saat Isi BBM

Tangki Diduga Bocor, Mobil di Magetan Terbakar Saat Isi BBM

Surabaya
Melawan Arus dan Marah, Pengendara Motor di Malang Diteriaki Maling

Melawan Arus dan Marah, Pengendara Motor di Malang Diteriaki Maling

Surabaya
Pembobol Toko Kue di Surabaya Ditangkap, 2 Pelaku Ditembak di Kaki

Pembobol Toko Kue di Surabaya Ditangkap, 2 Pelaku Ditembak di Kaki

Surabaya
Jalur Piket Nol Lumajang Ditutup, Pengendara Diminta Lewat Probolinggo

Jalur Piket Nol Lumajang Ditutup, Pengendara Diminta Lewat Probolinggo

Surabaya
Mantan Bupati Nganjuk Daftar Bacabup ke Demokrat, Ketua DPC: Prioritas Kami Tetap Kader

Mantan Bupati Nganjuk Daftar Bacabup ke Demokrat, Ketua DPC: Prioritas Kami Tetap Kader

Surabaya
Kronologi Penggerebekan Judi Sabung Ayam Berujung 1 Warga Tewas di Ngawi, 2 Luka-luka

Kronologi Penggerebekan Judi Sabung Ayam Berujung 1 Warga Tewas di Ngawi, 2 Luka-luka

Surabaya
Kronologi Tabrakan 2 'Speedboat' di Telaga Sarangan

Kronologi Tabrakan 2 "Speedboat" di Telaga Sarangan

Surabaya
Waspada Semeru Keluarkan Awan Panas dan Jarak Luncur Tak Diketahui

Waspada Semeru Keluarkan Awan Panas dan Jarak Luncur Tak Diketahui

Surabaya
Bentrok Antar-pemuda di Madiun, 3 Luka Berat dan 4 Luka Ringan

Bentrok Antar-pemuda di Madiun, 3 Luka Berat dan 4 Luka Ringan

Surabaya
1 Warga Meninggal Usai 'Nyebur' ke Sungai Saat Polisi Gerebek Sabung Ayam di Ngawi

1 Warga Meninggal Usai "Nyebur" ke Sungai Saat Polisi Gerebek Sabung Ayam di Ngawi

Surabaya
Penipuan Tanah Kavling di Malang, Direktur Ditangkap

Penipuan Tanah Kavling di Malang, Direktur Ditangkap

Surabaya
Duduk Perkara Rumah Ibu di Malang Dirobohkan oleh Anak Kandung

Duduk Perkara Rumah Ibu di Malang Dirobohkan oleh Anak Kandung

Surabaya
Guru SD di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Siswa Alami Cedera di Sekolah

Guru SD di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Siswa Alami Cedera di Sekolah

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com