Saat itu, ibu kandung dan kakak korban Mia Nur Khasanah (22) melihat ada ceceran darah yang keluar dari keranda, tempat jasad adiknya dibaringkan.
Mia lalu meminta untuk dibukakan kain kafan yang membungkus jasad adiknya itu. AF dan pihak pesantren sempat tidak memperbolehkan membuka kain kafan korban dengan alasan jenazah sudah disucikan.
Karena curiga akhirnya pihak keluarga tetap ingin membukanya.
"Katanya sepupu saya sudah suci. Jadi ndak perlu dibuka. Kami tetap ngotot karena curiga ada ceceran darah keluar dari keranda," ujar Mia.
Setelah dibuka, pihak keluarga langsung syok melihat kondisi jasad korban yang penuh dengan luka-luka.
Seperti jeratan tali di leher, sundutan rokok berwarna hitam di kulit kaki hingga tulang hidung yang terlihat patah.
"Ada luka lebam di sekujur tubuh. Ditambah luka seperti jeratan leher. Apalagi di hidungnya juga terlihat patah," ungkapnya.
"Ini sudah pasti bukan jatuh dari kamar mandi, tapi dianiaya," imbuh Mia.
Baca juga: Keluarga Tak Menyangka Sepupu Korban Ikut Aniaya Santri hingga Tewas di Kediri
Tak hanya itu. Menurut Mia, ada satu luka mencurigakan pada dada seperti berlubang, yang membuat dirinya semakin yakin adiknya meninggal dunia bukan karena jatuh dari kamar mandi.
Karena merasa ada kejanggalan dengan kematian Bintang, pihak keluarga lalu melapor ke Polsek Glenmore. Jasad korban kemudian dibawa ke RSUD Blambangan untuk diperiksa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.