KOMPAS.com - Sedikitnya 10 ton beras digelontorkan Pemkab Banyuwangi kepada masyarakat untuk menekan kenaikan harga beras yang semakin sulit dijangkau.
Beras jenis medium SPHP asal Bulog tersebut disalurkan dengan harga murah melalui operasi pasar yang digelar setiap hari.
Selain beras, Bulog bersama Pemkab Banyuwangi juga memberikan menyediakan kebutuhan pokok lain, seperti gula pasir, minyak goreng dan tepung terigu.
Baca juga: Bukan Hanya di Indonesia, Harga Beras di Dunia Juga Mahal
Pimpinan Kantor Cabang Bulog Banyuwangi, Harisun mengatakan, selain 10 ton beras, Bulog juga menyuplai beras ke sejumlah pasar-pasar tradisional.
"Jika ditotal, per hari disalurkan sekitar 20 hingga 30 ton beras. Jadi jika ditotal sejak Januari sampai sekarang, totalnya sudah 1.100 ton," kata Harisun, Jumat (23/2/2024).
Menurutnya, stok beras di Gudang Bulog Banyuwangi saat ini mencapai 5.500 ton dan masih akan ada penambahan.
"Jumlah ini masih cukup untuk stok selama tiga bulan ke depan," ungkap Harisun.
Sementara itu Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengatakan, di Pasar Banyuwangi ada 3,5 ton beras, 400 kilogram (kg) gula pasir, 200 liter minyak, dan 40 kg tepung terigu.
"Harganya lebih murah dari pasaran," kata Ipuk.
Ia mengatakan, operasi pasar tersebut sebagai bagian dari inisiasi dan kolaborasi antara Bulog dan Pemkab Banyuwangi menyikapi naiknya harga beras di pasaran.
Baca juga: Harga Beras Terus Naik di Negara Agraris
"Semoga bisa membantu warga untuk membeli beras dengan harga terjangkau," ungkap Ipuk.
Dalam operasi pasar itu, beras medium dijual dengan harga Rp 51.000 per kemasan 5 kilogram (kg), atau Rp 10.200 per kg.
"Di pasaran saat ini, sudah menyentuh angka Rp 12 ribu per kg lebih," ujar Ipuk.
Namun, ada aturan khusus bagi masyarakat yang ingin membeli beras tersebut. Pemkab memberi batasan maksimal 2 kemasan atau 10 kg.
"Pembatasan ini untuk mengantisipasi penimbunan atau dijual kembali dengan harga yang lebih mahal," terang Ipuk.