Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasi Kotak Pelantikan KPPS di Banyuwangi Basi, Ada yang Berbelatung

Kompas.com, 27 Januari 2024, 20:10 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pelantikan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Banyuwangi, menuai polemik.

Banyak peserta dari sejumlah kecamatan yang mengeluh tentang jatah konsumsi yang dinilai tidak layak karena basi. Bahkan ada yang berbelatung.

Komplain tersebut terungkap setelah banyak dari petugas KPPS yang baru dilantik, menyampaikan di sejumlah media sosial.

Salah satunya terjadi di wilayah Kecamatan Glagah.

Baca juga: Buntut “Snack Lelayu Saat Pelantikan KPPS di Sleman, Petugas Khawatirkan Kesejahteraan

"Memang di Glagah ada yang komplain, nasinya basi. Tapi tidak semuanya," kata Ketua PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) Glagah, Ahmad Haidar Furqon, Sabtu (27/1/2024).

Haidar mengatakan, ada tiga desa di wilayah Kecamatan Glagah yang mengeluh soal konsumsi kurang layak.

"Desa Paspan dan Desa Kenjo. Yang satunya saya lupa desa apa," ungkap Haidar.

Terkait soal konsumsi makanan untuk KPPS yang diduga berbelatung, Haidar memastikan bukan berada di wilayahnya.

"Kami pastikan bukan di Glagah, karena video yang beredar tidak sama dengan konsumsi yang ada di sini,” ujar Haidar.

Menurutnya, pengadaan konsumsi untuk pelantikan peserta KPPS di wilayahnya dilakukan oleh PPK dan PPS. Bukan ranah ranah KPU kabupaten.

"Tidak ada sangkut pautnya dengan KPU kabupaten," cetus Haidar.

Dia menjelaskan, pemesanan konsumsi yang berjumlah ratusan kotak itu dilakukan melalui jasa katering sebelum pelantikan. Hanya saja pada saat hari H pelantikan, konsumsi mendadak basi.

“Iya jadi saat hari H, yang datang tidak sesuai harapan. Hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Banyak konsumsi yang basi,” terangnya.

Setelah mendapat komplain dari peserta KPPS, pihaknya langsung melakukan klarifikasi kepada pihak catering.

"Yang bersangkutan dari pihak katering, sudah meminta maaf," tegas Haidar.

Nasi kotak berbelatung

Tak hanya di Kecamatan Glagah, komplain juga datang dari Kecamatan Muncar.

Menurut informasi, di Kecamatan ini terdapat dua desa yang mengalami hal serupa yakni Desa Sumberberas dan Desa Tambakrejo.

Baca juga: Usai Dilantik Jadi KPPS, Pemuda di Jember Lompat ke Dalam Sumur, Korban Ditemukan Tewas

Bahkan, nasi kotak yang diberikan kepada para peserta KPPS, berbelatung.

"Iya benar, kita dapat laporan konsumsi basi," kata Ketua PPK Muncar, Victor Andreyanto, kepada Kompas.com.

Menurut Victor, konsumsi nasi kotak untuk petugas KPPS, yang dikomplain jumlahnya cukup banyak.

Berbeda dengan Kecamatan Glagah, di Kecamatan Muncar, konsumsi tersebut bukan dipesan oleh PPK atau PPS, melainkan dari KPU Banyuwangi.

"Jadi ada koordinator yang menangani konsumsi itu. Kita PPK atau PPS tidak tahu soal pengadaan konsumsi itu," ujar Victor.

Termasuk soal berapa besaran nilai harga konsumsi per peserta, pihaknya mengaku tidak tahu menahu.

Baca juga: Soal Snack Pelantikan KPPS di Sleman, Harga Rp 15.000 Disunat Jadi Rp 2.500 oleh Vendor

"Tidak tahu saya berapa anggaran konsumsi per kotaknya. Karena langsung dari Banyuwangi, turun ke koordinator," terang Victor.

Keterangan sejumlah PPS menyebut, nasi kotak untuk konsumsi petugas KPPS di Kecamatan Muncar itu diangkut menggunakan mobil box.

Sebagai informasi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi melantik sebanyak 35.945 anggota petugas KPPS, pada Kamis (25/1/2024).

Pelantikan itu dilakukan secara serentak pada 217 Sekretariat PPS (Panitia Pemungutan Suara) Desa/Kelurahan se-Banyuwangi.

Para petugas KPPS itu dilantik dengan mengucapkan sumpah dan janji oleh Ketua PPS atas nama Ketua KPU Kabupaten Banyuwangi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Surabaya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau