BLITAR, KOMPAS.com – MAR (14), santri korban pengeroyokan sesama santri sebuah pondok pesantren di Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dimakamkan pada Minggu (7/1/2024).
Jenazah santri Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq itu dilepas dari rumah duka di Dusun Sentul, Desa Pandanarum, setelah dilakukan prosesi upacara keagamaan yang dihadiri oleh warga sekitar serta sejumlah pengurus pondok pesantren.
Rumah duka hanya berjarak sekitar 6 kilometer dari pondok pesantren MAR menjadi korban pengeroyokan pada Selasa lalu.
Baca juga: Santri Korban Pengeroyokan Belasan Temannya di Blitar Meninggal Dunia
Usai pembacaan doa, jenazah MAR yang berada dalam keranda dinaikkan ke sebuah mobil pikap untuk dibawa ke pemakaman umum dengan disaksikan kedua orangtuanya, yakni pasangan Yoyok dan Indah.
Pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq, Kyai Muhroji Azhar yang turut hadir pada prosesi pelepasan jenazah MAR, menolak untuk berkomentar.
“Semua kami serahkan kepada pihak Polres Blitar,” ujar Muhroji singkat sembari memasuki mobilnya.
Sebagaimana diberitakan, MAR dinyatakan meninggal setelah selama lebih dari 4 hari berada dalam keadaan koma dan dirawat di ruang ICU (intensive care unit) di RSUD Ngudi Waluyo.
Kepala Desa Pandanarum Mas’udin mengatakan bahwa MAR merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Baca juga: Santri di Blitar Pingsan Dikeroyok Rekan Pondok, Keluarga Lapor Polisi
Orangtua MAR, lanjutnya, membuka usaha warung kelontong di rumah.
Selain itu, Yoyok juga bekerja sebagai sopir antar jemput siswa sebuah madrasah ibtidaiyah yang ada di Desa Pandanarum.
“Keluarga korban bisa dikatakan ekonomi sedang,” ujar Mas’udin.