KOMPAS.com – Santri sebuah pondok pesantren di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, MAR, korban pengeroyokan belasan santri lain pada Rabu (3/1/2024) dini hari dikabarkan membaik. Meski demikian, sosok 14 tahun tersebut belum sadar.
Kasubag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar, M Saikhul Munib, mengatakan MAR sudah mulai menggerakkan jari tangan dan kelopak mata meskipun belum bisa dikatakan sadar dari kondisi koma yang dialami.
"Tadi waktu kami jenguk, korban masih berada di ruang ICU (intensive care unit). Informasi dari pihak rumah sakit, sudah ada tanda-tanda jari tangan digerakkan."
Baca juga: Santri di Blitar Pingsan Dikeroyok Rekan Pondok, Keluarga Lapor Polisi
"Kemudian kelopak mata juga sudah merespon,” ujar Munib saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (5/1/2024) petang.
Ditanya apakah MAR sudah siuman dari kondisi koma, Munib kembali mengulang pernyataannya bahwa sudah ada tanda-tanda korban bisa menggerakkan jari-jari tangan sebagai respon atas panggilan kepadanya.
“Untuk lebih jelasnya, sebaiknya ditanyakan ke pihak rumah sakit,” tuturnya.
Munib membenarkan bahwa akibat pengeroyokan itu MAR mengalami kondisi koma sejak Rabu dini hari.
Namun, dia tidak menjawab saat ditanya apakah pengeroyokan itu terjadi di lingkungan pondok pesantren.
Munib mengatakan bahwa pengeroyokan itu berawal dari dugaan pencurian uang milik sejumlah santri yang tinggal di pondok pesantren itu oleh korban.
Pencurian itu, lanjutnya, dilakukan beberapa kali di awal Desember lalu hingga pengurus Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq yang berada di Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan itu turun tangan guna melakukan apa yang dia sebut sebagai mediasi.
Baca juga: SAR Selamatkan Santri Ponpes Asal Madura yang Terseret Palung Pantai Parangtritis
"Dalam mediasi itu, korban mengakui perbuatannya mencuri uang,” tutur Munib.
Setelah mediasi yang digelar pertengahan Desember itu, lanjutnya, tidak terjadi sesuatu antara MAR dan rekan-rekan santri hingga memasuki masa libur Natal dan Tahun Baru.
Masalah muncul ketika para santri kembali ke Pondok pada Selasa (2/1/2024).
“Tidak tahu kenapa itu terjadi setelah libur itu, Selasa tengah malam. Apa pemicunya kami kurang tahu. Mungkin emosi, geregetan atau bagaimana karena merasa beberapa sering kehilangan uang,” ujarnya.
Selanjutnya pada Rabu (3/1/2024) dini hari, ujarnya, MAR tak sadarkan diri akibat pengeroyokan itu.