Munib mengatakan pihak Kantor Kemenag Kabupaten Blitar telah meminta keterangan pihak pengurus Pondok Pesantren tersebut terkait peristiwa itu.
Berdasarkan informasi dari pihak pondok, lanjutnya, hingga saat ini sudah teridentifikasi 17 santri yang diduga terlibat pengeroyokan.
Baca juga: Kronologi Santri di Kuningan Dianiaya Belasan Temannya hingga Meninggal
“Pihak pengurus pondok pesantren sudah mengidentifikasi 17 anak yang diduga terlibat,” tuturnya.
Munib membenarkan bahwa pihak keluarga korban telah melaporkan kasus itu kepada pihak kepolisian.
Kata dia, kasus tersebut saat ini tengah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Blitar.
"Terkait proses hukum, saat ini sudah ditangani Unit PPA Polres Blitar. Kami saat ini fokus pada penyembuhan korban,” ujarnya.
Menurut Munib, pihak keluarga dari 17 terduga pelaku pengeroyokan juga sudah menyatakan kesanggupan mereka bersama-sama membiayai pengobatan korban.
Kata Munib, pihak Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq telah menyatakan penyesalannya atas peristiwa tersebut.
“Ya, tentu tidak ada pihak mana pun yang menghendaki peristiwa kekerasan seperti itu terjadi,” tuturnya.
Menurut Munib, peristiwa itu kembali menjadi pengingat bagi semua pihak terkait di bidang pendidikan untuk meningkatkan pengawasan dan mengajarkan nilai-nilai antikekerasan di lingkungan pendidikan termasuk pondok pesantren.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.