Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Damkar Trenggalek Lepas Mata Gerinda yang Menyangkut di Jari Perempuan

Kompas.com, 27 Desember 2023, 05:36 WIB
Slamet Widodo,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TRENGGALEK, KOMPAS.com - Anggota Satuan Polisi Pomong Praja dan Kebakaran (Satpol PPK) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, melepas mata gerinda yang menyangkut di jari seorang warga, Selasa (26/12/2023).

Petugas piket Satpol PPK Kabupaten Trenggalek Jawa Timur melepas mata gerinda yang menyangkut di jari manis seorang perempuan bernama Evi Kartika (26), warga Desa Slawe Kecamatan Watulimo, Trenggalek.

Korban mendatangi langsung kantor Satpol PPK Kabupaten Trenggalek bersama rekannya sekitar pukul 19.00 WIB.

"Korban bersama temannya mendatangi kantor Satpol PPK dan diterima petugas piket," terang Kepala Satpol PPK Kabupaten Trenggalek Triadi Atmono melalui pesan singkat, Selasa (26/12/2023).

Baca juga: Damkar Kota Yogyakarta Evakuasi Mahasiswi yang Jarinya Tersangkut Kursi di UIN Kalijaga

Selanjutnya, petugas melakukan observasi kepada korban lalu mengisi lembar surat persetujuan.

"Setelah prosedur sebelum evakuasi disepakati, mulai proses evakuasi mata gerinda yang menyangkut di jari manis korban," ujar Triadi.

Sejumlah peralatan yang disiapkan oleh petugas yakni grinder atau alat pemotong kecil, serta peralatan lain guna menunjang proses pelepasan.

Dengan penuh hati-hati serta dibekali keterampilan, petugas mulai memotong mata gerinda yang menyangkut di jari korban. Untuk menghindari panas dampak proses pemotongan, petugas lain menyiram obyek dengan air.

"Sambil memotong, disiram air sedikit demi sedikit, agar jari korban tidak panas," ujar Triadi

"Jadi, ketika proses pemotongan berlangsung, selain disiram air juga menggunakan tang japit guna merenggankan mata gerinda di jari manis korban," sambung Triadi.

Sekitar 15 menit kemudian, petugas berhasil melepas mata gerinda dari jari manis korban. Kemudian mata gerinda tersebut diserahkan kepada korban dan dibawa pulang 

Kejadian tersebut berawal ketika korban Evi tengah berbincang dengan rekannya sambil bermain menggunakan mata gerinda.

Tanpa disadari, jari manis Evi dimasukkan ke lubang tengah mata gerinda. Hingga akhirnya mata gerinda tersebut tidak bisa dilepas dari jari manis korban.

Baca juga: Serangan Ulat Bulu Kian Parah di Cirebon, Damkar Turun Tangan

Orangtua korban sempat berupaya melepas mata gerinda tersebut dengan menggunakan hand body, minyak angin sambil dipijit, namun tidak gagal.

Karena upaya yang dilakukan gagal, kemudian korban menghubungi nomor aduan Pemadam Kebakaran untuk meminta bantuan.

"Kami menerima aduan masyarakat, dan kemudian korban diantar temannya, mendatangi Kantor Satpol PPK," terang Triadi.

Proses pelepasan mata gerinda di jari manis korban berjalan lancar tanpa ada kendala.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau