Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendak Padamkan Pikap Terbakar, Mobil Damkar Milik Pemkab Blitar Mogok di Jalan

Kompas.com, 18 Desember 2023, 15:34 WIB
Asip Agus Hasani,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Mobil pemadam kebakaran (Damkar) milik Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mogok di tengah jalan.

Padahal, damkar tersebut sedang melaju menuju lokasi terjadinya kebakaran mobil pikap di dekat Pasar Selopuro, Kecamatan Selopuro, Senin (18/12/2023).

Mobil merk Mitsubishi dengan mesin diesel buatan tahun 2006 itu belum dapat diperbaiki. Bahkan setelah api yang membakar mobil pikap bermuatan perangkat pendingin AC itu berhasil dipadamkan warga sekitar.

Baca juga: 2 Petugas Damkar di OKU Tertimpa Reruntuhan Saat Padamkan Api, Satu Tewas

Kepala Seksi Pencegahan dan Investigasi pada Unit Damkar Kabupaten Blitar Teddy Prasojo mengatakan, mobil damkar tersebut mogok di sekitar Desa Tumpang, Kecamatan Talun.

"Unit mogok di Desa Tumpang. Kira-kira masih 5 hingga 10 kilometer lagi menuju lokasi terbakarnya mobil di Selopuro,” ujar Teddy saat dikonfirmasi Kompas.com melalui telepon.

Kata Teddy, saat ini mobil berusia 17 tahun itu sedang diperbaiki mekanik meskipun mesin belum berhasil dihidupkan.

Berdasarkan informasi yang dia terima dari petugas di lapangan, damkar tersebut mogok akibat temperatur mobil terlalu tinggi atau overheat.

Teddy membenarkan bahwa target pemadaman adalah mobil pikap pengangkut AC mobil. Tetapi kebakaran itu telah berhasil dipadamkan warga sekitar lokasi sementara mobil damkar belum bisa dihidupkan.

Menurut Teddy, mobil damkar yang mogok itu merupakan satu dari dua unit mobil damkar yang dimiliki Unit Damkar Kabupaten Blitar.

Satu unit mobil damkar lainnya, ujar Teddy, adalah mobil merk Isuzu dengan tahun pembuatan lebih muda, yakni 2013.

Baca juga: Tangan Balita di Cimahi Tersangkut di Kloset Jongkok, Keluarga Minta Bantuan Damkar, Lantai Pun Dibongkar

Sementara itu di lokasi kebakaran, pengemudi pikap yang terbakar, Hanjar Tri Joko, mengatakan mobil bermuatan perangkat AC yang berangkat dari Malang dengan tujuan Kediri itu terbakar saat berada di sebuah jalan menanjak di Kecamatan Selopuro.

“Mobil di belakang saya klakson-klakson terus. Waktu saya lihat dari spion kanan sudah tidak terlihat, tertutup asap yang membakar mobil saya,” ujarnya saat ditemui wartawan di lokasi.

Hanjar segera menepikan mobil dan berusaha memadamkan api menggunakan alat pemadam yang ada di mobil namun tidak berhasil.

“Saya lari pinjam APAR ke pertamini di seberang. Saya terjang api, saya semprotkan APAR, tetap tidak berhasil,” tuturnya.

Api akhirnya dapat dipadamkan, ujarnya, setelah sejumlah warga di sekitar lokasi kejadian membantu menyiramkan air ke mobil.

Meski akhirnya api dapat dipadamkan, muatan berupa perangkat AC bus telah hangus, begitu juga sebagian besar bodi mobil pikap putih itu.

Hanjar mengaku mengetahui bahwa pihak kepolisian telah menghubungi Unit Damkar setempat namun hingga api padam mobil damkar tak kunjung tiba.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau