KOMPAS.com - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) disebut sebagai taman nasional terindah nomor 3 di dunia.
Itu menurut The World's Most Beautiful National Parks 2023 yang dirilis Bounce.
Informasi ini diunggah akun Instagram infipop.id. TNBTS dalam skor penilaian yang dilakukan pihak di atas, berhasil meraih 7,89 dari total 10 poin.
Salah satu penilaian yang diambil adalah dari skor unggahan di Instagram, jumlah tayangan di TikTok, penelusuran Google dan ulasan mengenai taman nasional tersebut di Google.
Baca juga: Tak Ada Tambahan Kuota Pengunjung Bromo untuk Libur Akhir Tahun, Ini Sebabnya
Indonesia berhasil mengalahkan Taman Nasional yang berada di Jepang, Tanzania, dan beberapa negara lainnya.
Menanggapi hal itu, Kabag Tata Usaha TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan, pihaknya bangga jika terpilih sebagai taman nomor tiga tercantik di dunia.
"Tentunya merasa bangga. Bahwa Indonesia memiliki panorama yang tidak kalah cantik dengan negara lain," kata Septi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/12/2023).
Penilaian itu tentu membuat wisatawan semakin bangga berwisata ke Bromo.
Septi mengajak wisatawan berwisata ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
"Jadilah wisatawan yang smart, dengan tetap mematuhi aturan yang berlaku di dalam kawasan taman nasional, menjaga keindahan, kelestarian dan kebersihan taman nasional serta menghormati dan melestarikan budaya adiluhungnya," tukas Septi.
Baca juga: Mengenal Watu Singa di Bromo yang Dikunjungi Khofifah, Disebut Lambang Karakter Suku Tengger
Plt Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Bambang Heriwahjudi menyebut bahwa Bromo memang sudah dikenal secara internasional karena keindahannya.
Sebab, Bromo memiliki keunikan dan ciri khas keindahan ukiran alamnya yang mempesona.
Hal tersebut menjadi magnet bagi wisatawan, seiring sejalan dengan perkembangan kepariwisataan di Bromo, tentunya semua pihak harus menjaga alam yang indah tersebut.
"Sebagai salah satu wujud rasa syukur kita, termasuk juga menjaga kearifan lokal masyarakat sekitar. Yaitu Masyarakat Tengger yang sejak lama hidup berdampingan dengan keindahan alam kawasan Bromo Tengger Semeru," ujar Wahjudi.
Adapun Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Sunaryono mengungkapkan, apapun modelnya adat Tengger jangan sampai ditinggalkan.
Baca juga: Jembatan Kaca Bromo Rampung Akhir Tahun, Bagaimana Keamanannya?
"Bromo adalah wisata alam, berarti bukan buatan manusia. Jangan sampai ke depan Bromo yang sudah punya predikat terindah ke-2 di dunia justru menurun karena kealamian Bromo berkurang dengan adanya destinasi buatan manusia di sekitarnya," kata Sunaryono.
Sunaryono menambahkan, sebetulnya pihak pengelola tidak terlalu butuh mengeluarkan dana banyak, tinggal merawat dan menjaga kealamiahannya.
"Lain halnya dengan wisata buatan loh ya. Modal pembuatannya besar, biaya perawatannya besar," pungkas Sunaryono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.