Dikutip dari Buletin Geospasial Indonesia VoL. X No. 1, edisi Januari – April 2023, BIG selaku National Name Authority (NAA) memang bertugas melakukan penelaahan terhadap penamaan gunung bawah laut ini pada Maret 2023.
Saat itu, nama Jogo Jagad yang diusulkan sebagai nama rupabumi bagi temuan ini diharapkan dapat segera dimasukkan dalam Gazeter Republik Indonesia (GRI).
BIG dan Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) juga mengajukan hasil penemuan gunung bawah laut ini secara internasional.
Nama yang disepakati tersebut akan dicatatkan ke Sub-Committee on Undersea Features Names (SCUFN) dan General Bathymetric Chart of the Oceans (GEBCO).
Seperti diberitakan Kompas.com (16/02/2023), pada Februari 2023, Badan Informasi Geospasial (BIG) melaporkan temuan gunung bawah laut usai pelaksanaan Survei Landas Kontinen Ekstensi bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Kegiatan survei tersebut bertujuan untuk mendapatkan data batimetri atau topografi bawah laut di wilayah Selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Survei yang dilaksanakan pada September-November 2022 dilakukan menggunakan kapal survei Baruna Jaya III. Adapun peralatan utama yang digunakan adalah Multibeam Echosounder (MBES).
Pada kegiatan survei tersebut ditemukan objek yang kemudian diyakini sebagai sebuah gunung bawah laut.
Pembahasan tentang temuan objek tersebut kemudian dilakukan dalam koordinasi teknis terkait temuan gunung bawah laut pada 8 Februari 2023.
Koordinasi teknis ini dihadiri pakar dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), BRIN, Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal), serta perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Pacitan.
Para pakar yang hadir kemudian sepakat menyimpulkan bahwa objek yang ditemukan adalah gunung bawah laut, karena telah memenuhi sisi geologi maupun hidrografi.
Dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Pacitan, Badan Informasi Geospasial (BIG) menjelaskan bahwa gunung bawah laut yang ditemukan di wilayah Kabupaten Pacitan ini tidak memiliki tanda-tanda vulkanisme atau bukan merupakan gunung berapi.
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai, BIG, Yosef Dwi Sigit Purnomo saat melakukan pertemuan dengan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji pada Kamis (23/02/3023).
Menurut Yosef, gunung bawah laut yang ditemukan di Pacitan merupakan kenampakan topografi yang ada di dasar laut.
Terkait pembentukannya, Pakar Geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Amin Widodo mengungkap bahwa gunung bawah laut tersebut adalah hasil tumbukan Lempeng Indo-Australia di Samudera Hindia.