Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Shuttle Bus" Terbatas, Suporter Piala Dunia U-17 Surabaya Bingung Saat Pulang

Kompas.com - 11/11/2023, 06:14 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Khairina

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Para suporter terpaksa harus menunggu berjam-jam dan berjalan kaki, akibat tak kunjung mendapatkan tumpangan shuttle bus di area Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Jumat (10/11/2023), malam.

Berdasarkan pantauan, ribuan penonton dalam pembukaan sekaligus pertandingan Timnas Indonesia lawan Ekuador, mulai tampak keluar Stadion GBT, sekitar pukul 21.00 WIB.

Suporter yang mayoritas mengenakan kaos berwarna merah itu pun langsung menuju ke tempat pemberhentian shuttle bus, maupun angkutan feeder Wirawiri milik Pemkot Surabaya.

Baca juga: 400 Petugas Dishub Siap Amankan Laga Piala Dunia U17 di Stadion GBT, Penonton Dijemput Pakai Shuttle Bus

Namun, ternyata hanya terlihat beberapa feeder yang sudah terisi penuh orang di dalamnya. Sedangkan, shuttle bus masih belum tampak di lokasi yang berdekatan dengan parkir mobil itu.

Salah satu penonton, Dinar (27) warga Kelurahan Kapasari, Genteng, mengatakan tidak melihat ada petugas yang mengarahkannya untuk naik angkutan umum yang mana.

Hal tersebut, kata Dinar, berbeda ketika berangkat menggunakan shuttle bus di kawasan Balai Kota Surabaya. Ketika itu, masih ada petugas yang memberikan informasi.

"Awalnya saya berangkat sama dua teman, setahu saya ada enam titik (pemberhentian shuttle bus). Tapi tadi enggak ada petugas yang mengarahkan, jadinya bingung," kata Dinar, ketika ditemui di Stadion GBT.

Selain itu, Dinar menyebut, perihal minimnya informasi tersebut, diperparah kurangnya armada shuttle bus. Akhirnya, para suporter berebut untuk bisa naik ke angkutan yang wajib digunakan.

"Saya nunggu sampe sekitar dua jam, nunggu itu (shuttle bus). Petugas harusnya ngasih jalur, jadi langsung harus naik ke mana kalau ke Balai Kota," jelasnya.

Baca juga: Pemkot Surabaya Sediakan 110 Unit Shuttle Bus untuk Penonton Piala Dunia U-17

Sementara itu, Anggadia (26) warga Sememi, Benowo terpaksa harus berjalan kaki ke arah tempat parkir sepeda motor. Dia memperkirakan perjalanannya sejauh ratusan meter.

"Tadi mau naik shuttle bus bingung, terus naik sepeda motor, tapi dekat Polsek Pakal disuruh berhenti. Katanya suruh ganti naik shuttle bus," kata Anggadia.

Kemudian, Anggadia memutuskan untuk jalan kaki saat pulang dari Stadion GBT hingga ke tempar parkir sepeda motor di Polsek Pakal. Sebab, dia sudah menunggu lama, tapi tak kunjung dapat angkutan.

"Saya sempat lihat di pemberhentian shuttle bus itu, tapi bingung, terus yang naik banyak, rebutan. Ya sudah saya sama teman-teman jalan," kata Anggadia.

Anggadia menyebut, ada puluhan suporter lainya yang memutuskan untuk berjalan kaki untuk mengambil sepeda motornya. Dia menduga, orang-orang sudah terlalu lama menunggu shuttle bus.

"Pas jalan sempat lihat shuttle bus itu penuh orang, sampai yang berdiri juga penuh, terus angkutan Warawiri itu juga sampai berdesakan," ujar dia.

Anggadia berharap, agar panitia lebih memperhatikan penonton yang pulang secara bersamaan.

Hingga peristiwa serupa tidak lagi terjadi saat pertandingan berikutnya, Senin (13/11/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Surabaya
2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

Surabaya
Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Surabaya
Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Surabaya
17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

Surabaya
Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Surabaya
Video Kapolsek di Bojonegoro Dipergoki Anak dan Istri Saat Selingkuh, Kapolres: Kami Cek

Video Kapolsek di Bojonegoro Dipergoki Anak dan Istri Saat Selingkuh, Kapolres: Kami Cek

Surabaya
Gempa M 5,3 Guncang Kabupaten Malang

Gempa M 5,3 Guncang Kabupaten Malang

Surabaya
Gunung Raung, Pemilik Kaldera Terbesar Kedua di Indonesia

Gunung Raung, Pemilik Kaldera Terbesar Kedua di Indonesia

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com