Salin Artikel

"Shuttle Bus" Terbatas, Suporter Piala Dunia U-17 Surabaya Bingung Saat Pulang

SURABAYA, KOMPAS.com - Para suporter terpaksa harus menunggu berjam-jam dan berjalan kaki, akibat tak kunjung mendapatkan tumpangan shuttle bus di area Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Jumat (10/11/2023), malam.

Berdasarkan pantauan, ribuan penonton dalam pembukaan sekaligus pertandingan Timnas Indonesia lawan Ekuador, mulai tampak keluar Stadion GBT, sekitar pukul 21.00 WIB.

Suporter yang mayoritas mengenakan kaos berwarna merah itu pun langsung menuju ke tempat pemberhentian shuttle bus, maupun angkutan feeder Wirawiri milik Pemkot Surabaya.

Namun, ternyata hanya terlihat beberapa feeder yang sudah terisi penuh orang di dalamnya. Sedangkan, shuttle bus masih belum tampak di lokasi yang berdekatan dengan parkir mobil itu.

Salah satu penonton, Dinar (27) warga Kelurahan Kapasari, Genteng, mengatakan tidak melihat ada petugas yang mengarahkannya untuk naik angkutan umum yang mana.

Hal tersebut, kata Dinar, berbeda ketika berangkat menggunakan shuttle bus di kawasan Balai Kota Surabaya. Ketika itu, masih ada petugas yang memberikan informasi.

"Awalnya saya berangkat sama dua teman, setahu saya ada enam titik (pemberhentian shuttle bus). Tapi tadi enggak ada petugas yang mengarahkan, jadinya bingung," kata Dinar, ketika ditemui di Stadion GBT.

Selain itu, Dinar menyebut, perihal minimnya informasi tersebut, diperparah kurangnya armada shuttle bus. Akhirnya, para suporter berebut untuk bisa naik ke angkutan yang wajib digunakan.

"Saya nunggu sampe sekitar dua jam, nunggu itu (shuttle bus). Petugas harusnya ngasih jalur, jadi langsung harus naik ke mana kalau ke Balai Kota," jelasnya.

Sementara itu, Anggadia (26) warga Sememi, Benowo terpaksa harus berjalan kaki ke arah tempat parkir sepeda motor. Dia memperkirakan perjalanannya sejauh ratusan meter.

"Tadi mau naik shuttle bus bingung, terus naik sepeda motor, tapi dekat Polsek Pakal disuruh berhenti. Katanya suruh ganti naik shuttle bus," kata Anggadia.

Kemudian, Anggadia memutuskan untuk jalan kaki saat pulang dari Stadion GBT hingga ke tempar parkir sepeda motor di Polsek Pakal. Sebab, dia sudah menunggu lama, tapi tak kunjung dapat angkutan.

"Saya sempat lihat di pemberhentian shuttle bus itu, tapi bingung, terus yang naik banyak, rebutan. Ya sudah saya sama teman-teman jalan," kata Anggadia.

Anggadia menyebut, ada puluhan suporter lainya yang memutuskan untuk berjalan kaki untuk mengambil sepeda motornya. Dia menduga, orang-orang sudah terlalu lama menunggu shuttle bus.

"Pas jalan sempat lihat shuttle bus itu penuh orang, sampai yang berdiri juga penuh, terus angkutan Warawiri itu juga sampai berdesakan," ujar dia.

Anggadia berharap, agar panitia lebih memperhatikan penonton yang pulang secara bersamaan.

Hingga peristiwa serupa tidak lagi terjadi saat pertandingan berikutnya, Senin (13/11/2023).

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/11/061455478/shuttle-bus-terbatas-suporter-piala-dunia-u-17-surabaya-bingung-saat-pulang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke