Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universitas Brawijaya Jadi Tuan Rumah Musabaqoh Tilawatil Qur'an Tingkat Nasional 2023

Kompas.com, 4 November 2023, 11:31 WIB
Nugraha Perdana,
Rachmawati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Universitas Brawijaya (UB), Malang menjadi tuan rumah Musabaqoh Tilawatil Qur'an Tingkat Nasional (MTQMN) XVII 2023.

Kegiatan itu diselenggarakan selama enam hari yakni dari tanggal 4 November 20230 hingga 9 November 2023.

Ketua Pelaksana MTQMN XVII 2023, drg Miftakhul Cahyati mengatakan, ada sebanyak 2.653 peserta dari 213 perguruan tinggi di Indonesia yang ikut.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk memunculkan bibit-bibit di bidang seni Islam.

"Jadi ini merupakan event yang sangat besar, yang menghadirkan kafilah-kafilah delegasi dari universitas-universitas," kata Mifta pada Sabtu (4/11/2023).

Baca juga: Harga Beras di Kabupaten Malang Mulai Terkendali, Bulog Jual CBP Af Seharga Rp 9.950 Per Kilogram

Untuk persiapan MTQMN XVII 2023 telah dimulai sejak Agustus 2023 oleh Dikti. Mulai dari sosialisasi, pendaftaran hingga validasi peserta.

"Untuk persiapannya cukup panjang, mulai sosialisasi dari Dikti itu tiga Agustus 2023, itu sosialisasinya oleh Dikti, kemudian pendaftaran, validasi sampai dengan peserta yang final, nah itu bulan Oktober kemarin," katanya.

Sebagai informasi, MTQMN merupakan kompetisi tingkat nasional yang penyelenggaraannya berada dibawah Badan Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) Kemendikbudristek.

Ada lima belas cabang Musabaqoh yaitu Tilawatil Qur'an, Tartil Qur'an, Qira'at Sab'ah, Fahmil Qur'an, Hifzhil Qur'an 10 Juz, Hifzhil Qur'an 20 Juz, Hifzhil Qur'an 30 Juz, Khattil Dekorasi, Khattil Kontemporer, Syahril Qur'an, Karya Tulis Ilmiah Al Qur'an, Desain Aplikasi Qur'an, Debat Arab, Debat Inggris, dan Musabaqoh Maulid Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Pakar Hukum Tata Negara UB: Keputusan MK Ini Jelas-jelas Masuk Ranah Politik

"Kemudian Khattil itu kaligrafi, maupun sisi dekorasi, maupun kontemporer dengan tingkat kesulitan cukup tinggi, terutama untuk dekorasi sangat sulit dan perlu detailing yang harus diselesaikan dalam waktu 8 jam," katanya.

Kontingen UB sendiri berjumlah 38 mahasiswa yang ditargetkan menjadi juara umum. Para kafilah UB sudah digembleng selama lima bulan di tempat karantina oleh para pembina yang kompeten.

"Di dua MTQMN sebelumnya kita runner up, jadi harapannya tahun ini bisa juara umum," katanya.

Kompetisi MTQMN diselenggarakan terkahir kali pada tahun 2019 di Universitas Syiah Kuala Aceh. Ajang tersebut dilaksanakan dua tahun sekali, namun sempet terhenti karena pandemi Covid-19.

"Dan selama masa pandemi mungkin kesulitan teknis itu tidak diadakan, jadi sudah jeda empat tahun dari MTQMN yang terakhir 2019 ke 2023," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau