Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes: 870 Siswa SMP SMA Magetan Sayat Tangan, Stres Berat dan Ikuti Tren

Kompas.com, 3 November 2023, 08:37 WIB
Sukoco,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MAGETAN,  KOMPAS.com- Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Jawa Timur mencatat ada 870 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menyayat tangan mereka. Mayoritas siswa menganggapnya sebagai tren dalam pergaulan mereka.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Rohmad Hidayat mengatakan, dari screening, sebagian besar siswa menyayat lengan tangan mereka karena ikut-ikutan teman mereka sebagai rasa solidaritas.

Baca juga: Siswi Hamil Korban Pencabulan Ayah Tiri di Magetan Mendapat Perlindungan

“Sampai saat ini data terakhir dari hasil asesmen ada 870 siswa. Kebanyakan karena ikut ikutan temannya, ada sebagian karena memiliki permasalahan dengan keluarga yang tidak harmonis atau permasalahan dengan pacar mereka, tapi yang paling banyak adalah karena ikut-ikutan temannya melakukan hal tersebut,” ujarnya ditemui di sela kegiatan Jumbara PMI Kabupaten Magetan di Lapangan Desa Cepoko Kamis (3/11/2023).

Siapkan psikolog

Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan saat ini telah mempersiapkan penanganan siswa yang menyayat lengan tangan mereka dengan latar belakang persoalan psikologi.

Direktur Utama RSUD Sayidiman Magetan Rohmat Santosa mengatakan, pihaknya telah menyiapkan klinik psikiatri untuk memberikan pendampingan kepada siswa yang menyayat lengan tangan mereka.

“Ada 2 psikolog yang kita siapkan untuk menangani siswa yang memiliki unsur psikologi dalam penanganan siswa menyayat lengan tangan mereka. Untuk fasilitas pelayanan sudah siap, tapi pasien dari kasus tersebut sampai saat ini belum ada yang masuk,” katanya.

Baca juga: Siswi Hamil Korban Pencabulan Ayah Tiri di Magetan Mendapat Perlindungan

Pendataan

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan Suwata mengatakan, pihaknya saat ini telah melakukan upaya pendataan terhadap siswa yang menyayat pergelangan tangan.

Data dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang dan berat.

Untuk siswa dengan stadium ringan dan sedang saat ini telah diupayakan adanya pertemuan antara pihak sekolah, siswa dan orangtua siswa.

Sementa untuk kategori berat pihaknya saat ini masih melakukan pemetaan untuk pendampingan.

“Jadi pendampingan psikolog itu perlu waktu. Nanti betul betul di-maping, yang layak ditindaklanjuti  karena stres berat kategorinya perlu psikiater. Ada yang berat tapi tidak banyak,” katanya.

Sebelumnya puluhan siswa diketahui menyayat lengan tangan saat Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan melakukan screening rutin.

Mereka melukai lengan tangan mereka dengan menggunakan potongan pecahan kaca, jarum dan penggaris.

Sebagian besar siswa mengaku melakukan hal tersebut karena ikut ikutan, sabagian lainnya karena mengalami permasalahan dengan keluarga dan putus dengan pacar mereka.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau