Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya, Keluarga Miskin Penyandang Disabilitas Intelektual di Blitar Terima Bantuan Pemerintah

Kompas.com - 24/10/2023, 13:17 WIB
Asip Agus Hasani,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Satu keluarga miskin di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, terdiri dari seorang ibu dan tiga anak yang disebut sebagai penyandang disabilitas intelektual, telah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.

Mengalirnya bantuan itu setelah kehidupan janda Sasmiati (58) bersama 3 anaknya di Desa Pegerwojo, Kecamatan Kesamben, itu menjadi pemberitaan media massa dan media sosial pada awal Oktober ini.

Keluarga Sasmiati menyita perhatian karena mereka tidak masuk Daftar Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial (Kemensos) sehingga luput dari sasaran penyaluran bantuan sosial.

Baca juga: Nasib Keluarga Miskin di Brebes, Hidup di Tengah Kota Tanpa Listrik dan Air Bersih

Pihak Pemerintah Desa Pagerwojo memberikan alasan mengapa keluarga Sasmiati luput dari penyaluran berbagai paket bantuan sosial Kemensos.

Dikatakan bahwa Sasmiati belum memiliki e-KTP. Tetapi, keterangan yang disampaikan Kepala Desa Pagerwojo Mujiadi itu segera dianulir.

Mujiadi mengatakan bahwa Sasmiati bersama tiga anaknya, yakni Guruh (28) dan dua adik kembarnya Dewi dan Elawati (19), sejak 2012 telah menerima bantuan sosial dari Kemensos melalui ibu Sasmiati yang bernama Warti.

Namun tahun 2019, kata Mujiadi, Warti dijemput anaknya yang lain untuk pindah ke Kalimantan.

“Tapi Bu Warti dan keluarganya tidak memberitahukan kepada pemerintah desa masalah kepindahan tersebut. Padahal di Kalimantan, ternyata Bu Warti juga masuk daftar penerima bantuan sosial,” ujar Mujiadi kepada Kompas.com, Selasa (24/10/2023).

Baca juga: Usai Terima BLT Keluarga Miskin Ekstrem, Suami Istri di NTT Tewas Terseret Banjir

Mujiadi mengklaim pihak Pemerintah Desa Pagerwojo tidak mengetahui soal penghentian penyaluran bantuan sosial atas nama Warti kepada Sasmiati dan ketiga anaknya sejak September 2022.

“Seandainya kepindahan Bu Warti atas sepengetahuan kami, maka kami pasti akan membantu agar pendamping PKH (Program Keluarga Harapan) memproses Bu Sasmiati untuk masuk DTKS, tidak lagi atas nama Ibu Warti,” kata Mujiadi.

Dikunjungi Menteri Sosial

Viralnya pemberitaan pada awal Oktober lalu tentang keluarga Sasmiati yang miskin dengan tiga anak penyandang disabilitas, membuat Kementerian Sosial turun tangan.

Dalam hitungan hari, Sasmiati masuk ke DTKS Kemensos.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Perumahan dan Permukiman segera menjanjikan perbaikan rumah Sasmiati.

Terakhir, Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma berkunjung ke rumah Sasmiati, Minggu (22/10/2023).

Sebelumnya, Risma memerintahkan Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Surakarta untuk melakukan assesment atas kondisi keluarga Sasmiati.

“Bu Risma kemarin datang untuk menyampaikan bantuan apa saja yang telah dan akan diterima Bu Sasmiati,” tutur Mujiadi.

Baca juga: Keluarga Miskin di Polewali Mandar Ini Tidur Serumah dengan Ayamnya

Mujiadi menyebut sejumlah bantuan yang telah diterima Sasmiati meliputi bantuan dua ekor kambing dari Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Surakarta, bantuan makan siap saji dari Dinas Sosial Kabupaten Blitar.

Ada pula bantuan perbaikan rumah Rp 20 juta dari Dinas Perkim dan sejumlah donasi dari masyarakat luas.

“Dari Kemensos, dengan pertimbangan mereka sebagai penyandang disabilitas, maka bantuan diberikan dalam bentuk makanan siap saji, bukan uang atau pun bahan makanan sembako,” ujarnya.

Bantuan makan yang berasal dari Dinas Sosial Kabupaten Blitar sebagai paket bantuan untuk penyandang disabilitas itu, lanjutnya, berupa makanan senilai Rp 15.000 per orang dan diberikan sebanyak 2 kali dalam sehari.

“Untuk perbaikan rumah, kemarin rumah sudah dibongkar total. Hari ini akan dimulai penggalian pondasi,” tambahnya.

Salah satu tokoh Desa Pagerwojo, Dwi Hariadi, menduga adanya kelalaian Pemerintah Desa dan petugas lapangan dalam pendataan keluarga miskin agar masuk ke DTKS dan menerima bantuan sosial pemerintah.

Baca juga: Ada Sekolah Belum Terisi Penuh PPDB Jateng, Ganjar Buka Ruang untuk Keluarga Miskin

“Ketika Bu Sasmiati mulai tidak menerima bantuan sosial PKH, seharusnya pemerintah desa tidak butuh waku lama untuk mengetahui itu. Sementara semua warga juga tahu apa kesulitan yang dihadapi keluarga itu,” ujarnya, Selasa.

Selama tidak mendapatkan bantuan sosial, kata dia, keluarga Sasmiati hidup dari belas kasihan masyarakat termasuk tetangga sekitar selain dari upah yang diterima Sasmiati dan Guruh, anak sulungnya, dari kerja buruh serabutan.

Sementara setiap hari, kata Dwi, Sasmiati rutin berjalan kaki mengantarkan dua anak perempuan kembarnya, Dewi dan Elawati, ke Sekolah Menengah Atas Luar Biasa di Kesamben yang berjarak sekitar 5 kilometer.

Pantauan Kompas.com pada awal Oktober, rumah Sasmiati berukuran sedang dengan dinding batu bata yang sudah mulai retak di beberapa bagian.

 

Selain itu, separoh dari teras rumah ambruk karena konstruksi atap kayu yang sudah lapuk. Sejumlah titik atap rumah juga sudah rontok.

Rumah itu berdiri di satu pekarangan milik keluarga besar Sasmiati yang cukup luas namun tidak terurus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gantikan Gus Muhdlor, Plt Bupati Sidoarjo Akan Evaluasi Kebijakan

Gantikan Gus Muhdlor, Plt Bupati Sidoarjo Akan Evaluasi Kebijakan

Surabaya
Pria di Bojonegoro Dibacok Teman Wanitanya di Penginapan

Pria di Bojonegoro Dibacok Teman Wanitanya di Penginapan

Surabaya
Ada 8 Kecelakaan KA dan Kendaraan di Daop 9 Jember Selama Januari-Mei 2024

Ada 8 Kecelakaan KA dan Kendaraan di Daop 9 Jember Selama Januari-Mei 2024

Surabaya
Ditunjuk sebagai Plt Bupati Sidoarjo, Subandi Mengaku Prihatin dengan Kasus Korupsi di Lingkungan Pemkab

Ditunjuk sebagai Plt Bupati Sidoarjo, Subandi Mengaku Prihatin dengan Kasus Korupsi di Lingkungan Pemkab

Surabaya
Kasus Korupsi Dana Aspirasi DPRD Madiun, Jaksa Periksa Sekretaris Dewan

Kasus Korupsi Dana Aspirasi DPRD Madiun, Jaksa Periksa Sekretaris Dewan

Surabaya
Cerita Davin, Istrinya Meninggal Dunia Usai Cabut Gigi di Klinik Ngawi

Cerita Davin, Istrinya Meninggal Dunia Usai Cabut Gigi di Klinik Ngawi

Surabaya
Sumenep Darurat DBD, RSUD Sudah Rawat 224 Pasien yang Mayoritas Anak-anak

Sumenep Darurat DBD, RSUD Sudah Rawat 224 Pasien yang Mayoritas Anak-anak

Surabaya
Anggota Satpol PP Surabaya Dipecat karena Penipuan Investasi

Anggota Satpol PP Surabaya Dipecat karena Penipuan Investasi

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Guguran Material Vulkanik Sejauh 1.000 Meter

Gunung Semeru Luncurkan Guguran Material Vulkanik Sejauh 1.000 Meter

Surabaya
Aturan Baru soal Zonasi PPDB 2024 di Sumenep, Tak Bisa Asal Pindah KK

Aturan Baru soal Zonasi PPDB 2024 di Sumenep, Tak Bisa Asal Pindah KK

Surabaya
Umi Kalsum Rawat Anaknya yang Lumpuh di Rumah yang Nyaris Ambruk

Umi Kalsum Rawat Anaknya yang Lumpuh di Rumah yang Nyaris Ambruk

Surabaya
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 33.713 Penumpang KAI Bakal Berangkat dari Surabaya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 33.713 Penumpang KAI Bakal Berangkat dari Surabaya

Surabaya
Pj Bupati Probolinggo Geram Portal Penghalang Kendaraan Overload Rusak

Pj Bupati Probolinggo Geram Portal Penghalang Kendaraan Overload Rusak

Surabaya
Siswi SMP di Malang Korban Penyebaran Foto Syur Masih Trauma dan Sempat Tak Mau Sekolah

Siswi SMP di Malang Korban Penyebaran Foto Syur Masih Trauma dan Sempat Tak Mau Sekolah

Surabaya
Reka Ulang Kasus Pemuda di Lamongan Tewas Usai Makan Seblak Dicampur Racun Tikus

Reka Ulang Kasus Pemuda di Lamongan Tewas Usai Makan Seblak Dicampur Racun Tikus

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com