Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungi Kampung Majapahit Mojokerto, Sandiaga Ingatkan Menariknya Wisata Sejarah Indonesia

Kompas.com, 8 Oktober 2023, 07:34 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Reni Susanti

Tim Redaksi


MOJOKERTO, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan, destinasi wisata berbasis sejarah memiliki peran signifikan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dalam negeri.

Hal itu disampaikan Sandiaga saat melakukan kunjungan kerja ke Kampung Majapahit, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (7/10/2023).

Dia mengungkapkan, pemerintah melalui Kementerian Parekraf pada 2023 menargetkan pencapaian kunjungan wisatawan nusantara ke berbagai destinasi wisata di Indonesia sebanyak 1,2 hingga 1,4 miliar.

Baca juga: 7 Museum di Sekitar Danau Toba, Wisata Sejarah di Destinasi Super Prioritas

Sedangkan untuk wisatawan mancanegara, jumlah kunjungan yang ditargetkan bisa terwujud, yakni sebanyak 3,7 juta hingga 7,4 juta.

Dikatakan Sandiaga, dari target kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara tersebut, ditargetkan pencapaian nilai devisa sebesar 2,07 milyar dolar AS hingga 5,95 milyar dolar AS.

Sejauh ini, perolehan devisa dari kunjungan wisatawan mengalami kenaikan signifikan dibanding pencapaian 2022. Faktor kenaikan, salah satunya ditopang keberadaan destinasi wisata berbasis sejarah.

"(Wisata sejarah) sangat signifikan, jadi total dari devisa kita pariwisata pertahun ini, total mencapai hampir mencapai sebelum pandemi, yaitu 20 miliar dolar. Sedangkan target kita 1 miliar wisatawan nusantara,” kata Sandiaga, di Kampung Majapahit, Mojokerto, Sabtu.

Baca juga: Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno, Sandiaga Uno: Sebagai Bagian Saksi Sejarah, Wisata Sejarah Bengkulu Pantas Dapat Perhatian

Dia menuturkan, terkait wisata berbasis sejarah, terungkap fakta bahwa banyak orang Indonesia berkunjung ke luar negeri dan tertarik berwisata ke kawasan bersejarah di negara tujuan.

Kondisi tersebut, menurut Sandiaga, merupakan tantangan yang perlu dijawab dengan baik oleh pengelola destinasi wisata sejarah, khususnya bagi pengelola wisata yang memiliki keterkaitan erat dengan sejarah Majapahit.

"Banyak dari wisatawan nusantara kita yang ke luar negeri, padahal untuk wisata-wisata di dalam negeri sebenarnya sangat banyak. Seperti di Desa Bejijong ini di mana ada (sejarah) Majapahit. Banyak dari kita melihat kerajaan di Turki, di Yunani, padahal di sini sendiri belum kita ketahui luar biasa kekayaan sejarah, budaya dan juga wisata kulinernya,” ujar dia.

Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu mengungkapkan, luar biasanya kekayaan sejarah dan budaya di Indonesia khususnya terkait Majapahit sebenarnya tidak kalah dibanding destinasi wisata sejarah di luar negeri.

Oleh sebab itu, dia meminta agar para pengelola pariwisata termasuk pengelola destinasi wisata berbasis sejarah tak lelah melakukan inovasi, mau dan cepat melakukan adaptasi serta tidak ragu untuk berkolaborasi.

"Tadi sudah saya sampaikan yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, dilengkapi dengan 3G, yaitu gerak cepat, gerak bersama dan garap semua potensi online," kata Sandiaga.

Dia menambahkan, destinasi berbasis sejarah tidak hanya berperan dalam peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Eksistensi dan perkembangan wisata sejarah, juga mampu menggerakkan sektor UMKM dan menciptakan lapangan kerja.

Pada Sabtu (7/10/2023) petang, Sandiaga berkunjung ke Kampung Majapahit, kampung dengan desain dan nuansa kerajaan Majapahit, di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Dalam kunjungannya, Sandiaga meninjau gerai UMKM, menyemangati para pengelola pariwisata hingga menyerahkan bantuan Dukungan Pengembangan Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (DPUP) untuk beberapa Desa di Jawa Timur.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau