Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensus Ikan di Aliran Kali Surabaya, Aktivis Ecoton: 1 Jenis Ikan Mulai Langka

Kompas.com, 7 Oktober 2023, 20:55 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Ecoton, lembaga independen yang bergerak di bidang lingkungan hidup terutama pada Daerah Aliran Sungai melakukan sensus ikan di Kali Surabaya, salah satu aliran sungai pecahan Sungai Brantas.

Sensus tersebut diawali dengan mencari dan mengidentifikasi ikan-ikan yang berada daerah hulu sungai, di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (7/10/2023).

Baca juga: Ecoton Lakukan Sensus Ikan di Kali Surabaya

Dalam sensus ikan di wilayah Kabupaten Mojokerto, tim Ecoton yang dibantu beberapa nelayan atau pencari ikan sungai Brantas, menemukan 7 jenis ikan yang masih bertahan hidup di aliran sungai.

Aktivis Ecoton Amiruddin mengungkapkan, ketujuh jenis ikan yang ditemukan, yakni ikan Jendil, ikan rengkik, ikan keting, ikan bader putih dan bader merah, serta ikan monto dan ikan berot.

Dari ketujuh jenis ikan yang ditemukan, ujar dia, salah satunya mulai langka, yakni ikan berot atau Macrognathus maculatus.

Baca juga: Cek Prospek Kerja Lulusan SMK Jurusan Nautika dan Kapal Penangkap Ikan

“Dari tujuh yang ditemukan, ikan berot ini yang mulai langka,” kata Amiruddin, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (7/10/2023).

Dia menjelaskan, sensus ikan dimaksudkan untuk menginventarisasi keanekaragaman hayati dan jenis ikan yang masih hidup di aliran sungai Surabaya, dimulai dari wilayah Mojokerto hingga Surabaya.

Sensus ikan di Sungai Surabaya akan dilanjutkan pada Minggu (8/10/2023) hingga Senin (9/10/2023).

Koordinator Sensus Ikan Ecoton, Alaika Rahmatullah atau Alek mengatakan, sensus ikan dilakukan untuk mengevaluasi dan melihat kembali keberadaan berbagai jenis ikan di sungai yang diduga telah tercemar limbah industri.

Enam tahun lalu, ungkap dia, Ecoton pernah melakukan kegiatan serupa di mana saat itu ditemukan 30 jenis ikan yang masih bertahan hidup di aliran Sungai Brantas dan aliran sungai pecahannya.

Menurut Alek, berbagai jenis ikan yang dulunya hidup di Sungai Brantas maupun aliran pecahannya, beberapa tahun terakhir sudah tidak bisa dijumpai lagi.

Baca juga: Hilang 13 Hari, Seorang Penjaring Ikan Ditemukan Tewas di Pantai Gilianyar Kebumen

Aktivis Ecoton melakukan sensus ikan di Sungai Surabaya, salah satu aliran sungai pecahan Sungai Brantas, di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (7/10/2023).KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Aktivis Ecoton melakukan sensus ikan di Sungai Surabaya, salah satu aliran sungai pecahan Sungai Brantas, di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (7/10/2023).

Berdasarkan pendataan dan penggalian informasi yang dilakukan Ecoton, pada kurun waktu 1970 hingga 1980-an, di sepanjang aliran sungai Brantas, terdapat setidaknya ada seratus lebih jenis ikan yang hidup. 

Namun berdasarkan hasil sensus ikan pada 2017, ungkap Alek, jenis-jenis ikan yang hidup di sepanjang aliran sungai Brantas hanya tinggal sekitar 30 jenis.

"Berdasarkan pendataan kami ada puluhan jenis ikan yang punah. Awalnya seratus lima puluhan lebih, sementara pada 2018, tinggal 30 jenis ikan,"  kata Alek.

Baca juga: Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Menurut dia, punahnya puluhan jenis ikan di sepanjang aliran Sungai Brantas, termasuk di aliran Kali Surabaya, dipicu pencemaran sungai dari limbah industri.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau