Berdasarkan hasil penelitian Ecoton, jelas Alek, 98 persen pencemaran di Sungai Brantas berasal dari limbah pabrik industri kertas yang kemudian mempengaruhi kehidupan beragam jenis ikan di sungai tersebut.
“Salah satunya kita menemukan 98 persen sumber pencemaran yang ada di sungai Brantas berasal dari pabrik kertas. Makanya kita selalu monitoring sungai Brantas, karena setiap musim kemarau, hampir pasti ada kejadian ikan mati massal gara-gara buangan limbah,” ujar dia.
Alek mengugkap, untuk menjaga kelanggengan keanekaragaman hayati dan berbagai jenis ikan di Sungai Brantas dan Kali Surabaya sebagai aliran sungai pecahannya, diperlukan komitmen dan kerja sama berbagai pihak serta masyarakat untuk menjaga dari pencemaran.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah aktivis Ecoton melakukan identifikasi keberadaan ikan di Sungai Surabaya yang membentang dari Mojokerto hingga Surabaya, Sabtu (7/10/2023).
Sensus ikan dilaksanakan untuk mengetahui jenis-jenis ikan yang masih hidup di aliran sungai pecahan Sungai Brantas tersebut. Adapun sensus ikan dilakukan hingga Senin (9/10/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.