Salin Artikel

Sensus Ikan di Aliran Kali Surabaya, Aktivis Ecoton: 1 Jenis Ikan Mulai Langka

Sensus tersebut diawali dengan mencari dan mengidentifikasi ikan-ikan yang berada daerah hulu sungai, di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (7/10/2023).

Dalam sensus ikan di wilayah Kabupaten Mojokerto, tim Ecoton yang dibantu beberapa nelayan atau pencari ikan sungai Brantas, menemukan 7 jenis ikan yang masih bertahan hidup di aliran sungai.

Aktivis Ecoton Amiruddin mengungkapkan, ketujuh jenis ikan yang ditemukan, yakni ikan Jendil, ikan rengkik, ikan keting, ikan bader putih dan bader merah, serta ikan monto dan ikan berot.

Dari ketujuh jenis ikan yang ditemukan, ujar dia, salah satunya mulai langka, yakni ikan berot atau Macrognathus maculatus.

“Dari tujuh yang ditemukan, ikan berot ini yang mulai langka,” kata Amiruddin, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (7/10/2023).

Dia menjelaskan, sensus ikan dimaksudkan untuk menginventarisasi keanekaragaman hayati dan jenis ikan yang masih hidup di aliran sungai Surabaya, dimulai dari wilayah Mojokerto hingga Surabaya.

Sensus ikan di Sungai Surabaya akan dilanjutkan pada Minggu (8/10/2023) hingga Senin (9/10/2023).

Koordinator Sensus Ikan Ecoton, Alaika Rahmatullah atau Alek mengatakan, sensus ikan dilakukan untuk mengevaluasi dan melihat kembali keberadaan berbagai jenis ikan di sungai yang diduga telah tercemar limbah industri.

Enam tahun lalu, ungkap dia, Ecoton pernah melakukan kegiatan serupa di mana saat itu ditemukan 30 jenis ikan yang masih bertahan hidup di aliran Sungai Brantas dan aliran sungai pecahannya.

Menurut Alek, berbagai jenis ikan yang dulunya hidup di Sungai Brantas maupun aliran pecahannya, beberapa tahun terakhir sudah tidak bisa dijumpai lagi.

Berdasarkan pendataan dan penggalian informasi yang dilakukan Ecoton, pada kurun waktu 1970 hingga 1980-an, di sepanjang aliran sungai Brantas, terdapat setidaknya ada seratus lebih jenis ikan yang hidup. 

Namun berdasarkan hasil sensus ikan pada 2017, ungkap Alek, jenis-jenis ikan yang hidup di sepanjang aliran sungai Brantas hanya tinggal sekitar 30 jenis.

"Berdasarkan pendataan kami ada puluhan jenis ikan yang punah. Awalnya seratus lima puluhan lebih, sementara pada 2018, tinggal 30 jenis ikan,"  kata Alek.

Menurut dia, punahnya puluhan jenis ikan di sepanjang aliran Sungai Brantas, termasuk di aliran Kali Surabaya, dipicu pencemaran sungai dari limbah industri.

Berdasarkan hasil penelitian Ecoton, jelas Alek, 98 persen pencemaran di Sungai Brantas berasal dari limbah pabrik industri kertas yang kemudian mempengaruhi kehidupan beragam jenis ikan di sungai tersebut. 

“Salah satunya kita menemukan 98 persen sumber pencemaran yang ada di sungai Brantas berasal dari pabrik kertas. Makanya kita selalu monitoring sungai Brantas, karena setiap musim kemarau, hampir pasti ada kejadian ikan mati massal gara-gara buangan limbah,” ujar dia.

Alek mengugkap, untuk menjaga kelanggengan keanekaragaman hayati dan berbagai jenis ikan di Sungai Brantas dan Kali Surabaya sebagai aliran sungai pecahannya, diperlukan komitmen dan kerja sama berbagai pihak serta masyarakat untuk menjaga dari pencemaran.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah aktivis Ecoton melakukan identifikasi keberadaan ikan di Sungai Surabaya yang membentang dari Mojokerto hingga Surabaya, Sabtu (7/10/2023).

Sensus ikan dilaksanakan untuk mengetahui jenis-jenis ikan yang masih hidup di aliran sungai pecahan Sungai Brantas tersebut. Adapun sensus ikan dilakukan hingga Senin (9/10/2023).

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/07/205536478/sensus-ikan-di-aliran-kali-surabaya-aktivis-ecoton-1-jenis-ikan-mulai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke