Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Jaranan Buto asal Banyuwangi: Sejarah Singkat, Properti, dan Pertunjukan

Kompas.com, 1 September 2023, 22:53 WIB

Dini Daniswari

Editor

Lihat Foto

Para tenaga kerja Indonesia yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur, menampilkan tari Jaranan Buto di kawasan pusat perbelanjaan Lot 10, Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (3/9/2016). Mereka yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Banyuwangi atau Ikawangi ini menjadi bagian dari penari yang terlibat dalam ajang Indonesia Street Festival yang digelar Kementerian Pariwisata untuk menarik minat wisatawan Malaysia berkunjung ke Indonesia.(KOMPAS/HERPIN DEWANTO PUTRO)

Pertunjukan Tari Jaranan Buto

Tari Jaranan Buto biasanya ditampilakn pada pukul 10.000 hingga 16.00 WIB.

Jumlah penari sekitar 16 hingga 20 orang penari yang terbagi dalam delapan group.

Tari Jaranan Buto diiringi dengan berbagai alat musik, seperti kempul terompet, dua bonang, kendang, gong besar, dan kecer yang terbuat dari tembaga sehingga terlihat seperti gamelan.

Semua penari akan menari menggunakan replika kuda kepang.

Pada saat pertunjukan, penari akan kesurupan dengan memakan kaca hingga ayam dalam keadaan hidup.

Sumber:

www.tribunnewswiki.com dan kikomunal-beta.dgip.go.id

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Show All

Lihat Regional Selengkapnya

Pilihan Untukmu

Terkini Lainnya

Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online

Surabaya

12/12/2025, 18:27 WIB

Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih

Surabaya

12/12/2025, 18:13 WIB

Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket

Surabaya

12/12/2025, 18:08 WIB

Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun

Surabaya

12/12/2025, 17:41 WIB

Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin

Surabaya

12/12/2025, 17:35 WIB

3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru

Surabaya

12/12/2025, 17:04 WIB

Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini

Surabaya

12/12/2025, 16:59 WIB

Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi

Surabaya

12/12/2025, 16:58 WIB

Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone

Surabaya

12/12/2025, 16:52 WIB

Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo

Surabaya

12/12/2025, 16:39 WIB

Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter

Surabaya

12/12/2025, 16:35 WIB

Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini

Surabaya

12/12/2025, 16:26 WIB

3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka

Surabaya

12/12/2025, 15:51 WIB

Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan

Surabaya

12/12/2025, 13:57 WIB

33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera

Surabaya

12/12/2025, 13:24 WIB

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat

Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Mualem Larang Pengambilan Kayu Banjir Bandang di Aceh, Ada Apa?

554.000 Hektar Sawah Jadi Permukiman dan Kawasan Industri, Nusron: Kasihan Pak Presiden

Haru Para Pegawai Honorer di Jateng, Belasan Tahun Mengabdi Akhirnya Jadi ASN

Warga Takengon Aceh Mulai Kehabisan Beras: Kami Tak Tahu Cari ke Mana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkin Anda melewatkan ini

PJ Gubernur Jateng Nana Sudjana Pernah Bertugas Sebagai Kapolresta Surakarta

Gibran: yang Saya "Follow" Mas Ibas, "Feed" Saya Isinya Demokrat, Isinya Penurunan Baliho

Lahan di Lereng Gunung Sumbing Terbakar, Warga Diimbau Jauhi Lokasi

Lift Resort di Bali Jatuh Sebabkan 5 Orang Tewas, Polisi Selidiki Unsur Kelalaian Manajemen

Lereng Gunung Sumbing Terbakar, Api Terlihat Sejak Sore

Close Ads

Penghargaan dan sertifikat:

Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com

Daftarkan Email

Kanal

Network

Apresiasi Spesial

Syarat dan ketentuan

Definisi
- Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
- Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
Penggunaan kontribusi
- Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
- KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
Pesan & Komentar
- Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
- Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
- Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
Hak & Batasan
- Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
- Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
- KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Privasi & Data
- Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
- Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
Pernyataan
- Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
Batasan tanggung jawab
- KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
- Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com