"Di wilayah tersebut, terdapat satu pasukan dari Batalyon 1 Mobrig Besar (yang saat ini namanya Brimob) sedang berjaga dan beristirahat. Tentara Belanda pun langsung melakukan penyerangan. Serangan dadakan tersebut mengagetkan pasukan Mobrig," katanya.
Baca juga: Benteng Tolukko, Saksi Bisu Perebutan Rempah di Maluku Utara (Bagian 2)
Sebanyak 12 orang gugur termasuk warga sipil, akibat serangan mendadak tersebut.
Anggota Mobrig yang mengalami luka-luka ditawan oleh Belanda. Sedangkan sebagian kecil anggota Mobrig yang berhasil selamat, kabur ke arah Bululawang.
Untuk mengenang pertempuran tersebut, maka dibangun Monumen Brimob di lokasi tersebut.
"Peristiwa Tlogowaru ini cukup istimewa, para korbannya adalah anggota polisi. Melalui monumen ini, para generasi muda serta masyarakat bisa tahu, bahwa kepolisian turut serta memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.