Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Perjuangan Buruh Lepas di Perkebunan Lereng Gunung Raung Banyuwangi

Kompas.com - 25/07/2023, 14:43 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Suryantoko mengaku, pekerjaan di kebun dimulai sekitar pukul 05.00 WIB. Dan pulang pukul 12.00 WIB, atau hanya setengah hari.

Dia mendapat upah sebesar Rp 50.000 per hari. Dibayarkan dua kali dalam satu bulan, yakni setiap tanggal 18 dan 23.

"Saya sistem kerjanya per bulan hanya 12 hari. Untuk jatah libur dapat diambil setiap dua minggu sekali. Jadi langsung panjang liburnya," ucap Sur.

Namun jika ada tambahan pekerjaan lembur, maka Suryantoko maupun buruh lain akan mendapat upah tambahan pula.

"Biasanya ada tambahan upah nyemprot kebun jambu, per 1 hektar dapat upah Rp 108.000. Sehari bisa selesai," terangnya.

Baca juga: Longsor Terjang Area Perkebunan di Nganjuk, Tanaman Cengkeh dan Durian Tertimpa Material

Suryantoko, akan memperoleh tambahan pendapatan lagi jika dirinya mendapat tugas borongan dari atasan.

"Kemarin ada tugas kerjaan 20 hektar kebun suruh nyemprot sendiri. Sistem borongan. Alhamdulillah lah disyukuri," ucapnya.

Suryantoko bersyukur atas pekerjaan itu. Meski bisa dibilang pas-pasan, setidaknya sudah berhasil mengantarkan pendidikan anak pertamanya lulus jenjang SMA.

"Anak saya itu perempuan tiga. Pertama sudah lulus Alhamdulillah. Yang satu mau masuk SMA dan yang terakhir SMP," jelasnya.

Meminjam uang 

Suryantoko pennah mengalami hari-hari di saat dia tak memiliki uang untuk membayar biaya sekolah anak-anaknya. Dia pun terpaksa harus meminjam ke koperasi kebun

"Apalagi saat ini. Butuh biaya agak besar karena harus memasukkan anak ke SMA," imbuhnya.

Menurut Suryantoko, pihak perkebunan menyediakan koperasi simpan pinjam.

"Jadi misal kita tidak punya uang. Bisa bon dulu, nanti dipotong gaji. Begitu sistemnya. Dan tidak ada agunan jaminan. Yang penting kerja di situ," ungkap Suryantoko.

Sebagai tambahan sampingan penghasilan, di rumah Suryantoko di Desa Sragi, dirinya punya kandang ternak sapi.

"Enggak banyak, hanya dua ekor. Siapa tahu ada kebutuhan mendesak, bisa dijual," ujarnya.

Baca juga: Menteri Hadi Klaim Sertifikat Tanah Hasil Eks-Perkebunan Tembus 300 Persen

Selama bekerja sebagai buruh harian lepas di Perkebunan Bayu Kidul, Suryantoko dan rekan kerjanya mengaku banyak dibantu oleh pihak pengelola perkebunan.

"Ya misal ada yang sakit atau meninggal dunia, maka dibantu. Berupa santunan," terangnya.

Sebab para buruh tersebut tidak mendapat jaminan kesehatan maupun ketenagakerjaan dari perkebunan tersebut.

"Tapi kalau terjadi kecelakaan kerja, pihak kebun pasti membantu untuk pengobatan," tandas Suryantoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pengosongan 43 Unit Rusunawa di Surabaya Memanas, Satu Anak Terluka

Pengosongan 43 Unit Rusunawa di Surabaya Memanas, Satu Anak Terluka

Surabaya
Viral soal Penerima Beasiswa KIP Hedon, Mahasiswi Unej: Itu Ulah Oknum, Kami Dirugikan

Viral soal Penerima Beasiswa KIP Hedon, Mahasiswi Unej: Itu Ulah Oknum, Kami Dirugikan

Surabaya
3.228 Kasus TBC Ditemukan di Surabaya Usai Periksa Kelompok Rentan

3.228 Kasus TBC Ditemukan di Surabaya Usai Periksa Kelompok Rentan

Surabaya
Nelayan Bangkalan Tangkap Buaya Sepanjang 3 Meter

Nelayan Bangkalan Tangkap Buaya Sepanjang 3 Meter

Surabaya
Remaja Korban Ledakan Balon Udara di Ponorogo Meninggal dalam Perawatan

Remaja Korban Ledakan Balon Udara di Ponorogo Meninggal dalam Perawatan

Surabaya
Diah Pun Tak Pernah Pulang...

Diah Pun Tak Pernah Pulang...

Surabaya
'Flushing' 2 Bendungan di Blitar, Warga Diimbau Jauhi Sungai Brantas

"Flushing" 2 Bendungan di Blitar, Warga Diimbau Jauhi Sungai Brantas

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Di Stasiun Paron Ngawi, Sang Kakak Menunggu Diah yang Ternyata Telah Terbunuh..

Di Stasiun Paron Ngawi, Sang Kakak Menunggu Diah yang Ternyata Telah Terbunuh..

Surabaya
Mantan Bupati dan Anggota DPRD Jatim Ikuti Penjaringan Calon Bupati Blitar dari PDI-P

Mantan Bupati dan Anggota DPRD Jatim Ikuti Penjaringan Calon Bupati Blitar dari PDI-P

Surabaya
Pantai Ngantep di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Ngantep di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Surabaya
Polisi Tangkap Warga Madura yang Curi Kabel Milik PT Telkom di Jember

Polisi Tangkap Warga Madura yang Curi Kabel Milik PT Telkom di Jember

Surabaya
Pendaftaran Pilkada 2024 Jalur Independen di Kota Batu Sepi Peminat

Pendaftaran Pilkada 2024 Jalur Independen di Kota Batu Sepi Peminat

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com