"Terkait dan lain-lain silakan ke sekretaris perusahaan saja, karena saya tidak memiliki kewenangan untuk memberikan komentar, kewenangan saya terbatas," jelasnya.
Sebelumnya, Yulianto sempat menyebut pemberhentian Trans-Semanggi Surabaya untuk pemutakhirkan kontrak, seperti melengkapi dokumen dan perbaikan teknis.
"Bus ini sedang dalam evaluasi baik sistem ataupun teknis, kami selaku operator bus harus memperbaiki dan melengkapi itu semua," kata Yulianto saat diwawancara pada Kamis (5/1/2023).
Baca juga: Belum Genap 1 Bulan, Bus Listrik di Surabaya Berhenti Beroperasi
Bus listrik bekas angkutan resmi KTT G20 Bali tersebut sempat melayani rute koridor 3 meliputi Terminal Parubaya hingga Kenjeran Park dengan melewati SIER dan Rungkut Madya.
Rute tersebut hanya membutuhkan biaya sebesar Rp 6.200 nontunai. Yulianto menjelaskan, bus mampu menampung 40 penumpang.
Evaluasi yang dilakukan, lanjut Yulianto, tidak akan berlangsung lama. Bus tersebut hanya berhenti beroperasi untuk sementara waktu.
"Operasional bus kami hentikan sementara. Tidak dalam waktu lama akan beroperasi dan melayani warga kembali," jelasnya.
Baca juga: Usai Dipakai di G20 Bali, 53 Bus Listrik Akan Dioperasikan di Surabaya dan Bandung
Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menyebutkan, tak beroperasinya bus Trans-Semanggi Suroboyo merupakan ironi.
Djoko sendiri menyayangkan bus Trans-Semanggi Suroboyo hanya bertahan sekitar 11 hari di jalanan. Bahkan, saat ini angkutan listrik tersebut tidak diketahui kapan akan beroperasi lagi.
Menurut Djoko, sangat ironis pemerintah pusat tidak memiliki anggaran untuk mengoperasikan kembali bus yang bisa menampung 19 hingga 25 penumpang tersebut.
"Indonesia sedang mengalami krisis angkutan umum, seyogyanya program angkutan umum didukung semua pihak instansi pemerintah," ucapnya.
Oleh karena itu, Djoko menyarankan agar pemerintah kembali mengoperasikan bus listrik, dengan daya kapasitas baterai 138 kWh serta membutuhkan waktu pengisian daya 1 jam hingga 3 jam itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.