Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembokan di Ponorogo dan Indikasi Memudarnya Kohesi Sosial

Kompas.com - 04/07/2023, 05:14 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Guru Besar Departemen Sosiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Profesor Bagong Suyanto mengungkapkan, penembokan jalan gang oleh pemilik tanah di Ponorogo, Jawa Timur merupakan indikasi memudarnya kohesi sosial di masyarakat pedesaan.

Bagong mengakui, konflik kehidupan bertetangga masyarakat di pedesaan kerap terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Selain penembokan yang dilatarbelakangi dugaan pengucilan oleh masyarakat di Ponorogo itu, peristiwa serupa juga pernah terjadi di Tuban, Jawa Timur. Seorang warga saat itu menembok akses menuju rumah tetangganya gara-gara persoalan jemuran.

Baca juga: Warganya Bangun Tembok karena Merasa Dikucilkan, Lurah Sebut Sudah 2 Kali Dimediasi, tapi Gagal

"Indikasi memudarnya kohesi sosial di kalangan masyarakat desa, solidaritas dan tepo seliro (tenggang rasa) telah mati," kata Bagong, ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (3/7/2023).

Konflik horizontal

Akibat memudarnya kohesi sosial, kata Bagong, para warga desa sudah tidak memiliki semangat untuk menjalin solidaritas, serta gotong royong. Bahkan cenderung mempunyai hubungan kontraktual.

Baca juga: Alasan Roby Bangun Tembok di Akses Jalan Warga, Istrinya Ditolak Ikut PKK, Rumahnya Diludahi

"Konkretnya juga imbas konflik yang sifatnya horizontal. Mungkin ada perselisihan ideologi, kepentingan yang membuat relasi di desa itu semakin individualis," jelasnya.

Bagong mengungkapkan, hubungan antar masyarakat desa saat ini hampir seperti warga kota yang bersifat formal.

Hal itu, menurut Bagong, merupakan salah satu bentuk dampak buruk dari perkembangan teknologi. Sebab, minat masyarakat untuk bertemu dengan yang lainya semakin sedikit.

"Orang banyak yang punya ponsel, bisa browsing, enggak ketemu orang lain enggak masalah. Jadi banyak hal yang dipengaruhi teknologi, seperti membuat hubungan sosial berubah," ujar dia.

Baca juga: Kisruh Tetangga di Ponorogo, 5 Cara Hidup Damai Berdampingan

Bagong pun menyarankan, masyarakat membiasakan lagi untuk berkomunikasi secara langsung dengan tetangga. Tujuannya agar mereka bisa saling memahami apabila ada permasalahan.

"Namanya pupuk perjumpaan sosial itu perlu dihidupkan kembali, prinsipnya tak kenal maka tak sayang. Kalau enggak saling ketemu ya orang enggak akan muncul solidaritas," tutupnya.

Baca juga: Tolak Mediasi, Warga yang Bangun Tembok di Ponorogo: Kalau Pak Jokowi Menelepon Pun, Saya Tak Mau

Pemilik lahan bangun tembok

DITUTUP--Inilah ruas jalan yang ditutup dengan tembok setinggi empat meter di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, sejak sepekan laluKompas.com/Dokumentasi Polsek Ponorogo DITUTUP--Inilah ruas jalan yang ditutup dengan tembok setinggi empat meter di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, sejak sepekan lalu

Untuk diketahui, seorang warga di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur bernama Bagus Robyanto mengaku menembok jalan di atas tanah miliknya yang kerap dilewati warga.

Menurutnya hal itu dilakukan lantaran warga mengucilkan keluarganya selama tiga tahun terakhir setelah menolak memecah sertifikat tanah milik keluarga untuk dijadikan jalan umum.

Roby mengatakan, 15 warga pernah menggugat kepemilikan tanah keluarganya untuk dipecah sebagian menjadi jalan umum.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kondisi Penghuni Rusunawa Gunungsari Usai Pengosongan Unit, Tidur di Lorong dan Tak Punya Baju Ganti

Kondisi Penghuni Rusunawa Gunungsari Usai Pengosongan Unit, Tidur di Lorong dan Tak Punya Baju Ganti

Surabaya
2 Bocah Perempuan di Kota Malang Tewas Tenggelam Saat Mandi di Sungai

2 Bocah Perempuan di Kota Malang Tewas Tenggelam Saat Mandi di Sungai

Surabaya
Cinta Tak Berbalas di Surabaya Berujung Penjara

Cinta Tak Berbalas di Surabaya Berujung Penjara

Surabaya
Bus Rombongan SMP Asal Malang Tabrak Truk di Tol Jombang-Mojokerto, 2 Orang Tewas

Bus Rombongan SMP Asal Malang Tabrak Truk di Tol Jombang-Mojokerto, 2 Orang Tewas

Surabaya
Pengakuan Sekuriti yang Bakar Gudang Perusahaannya: Kecewa Wacana Pengurangan Karyawan

Pengakuan Sekuriti yang Bakar Gudang Perusahaannya: Kecewa Wacana Pengurangan Karyawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Produk Minyakita Palsu Beredar di Pacitan

Produk Minyakita Palsu Beredar di Pacitan

Surabaya
Cerita Sopir Truk Kendaraannya Ditembak Pengemudi Lain di Tol Surabaya: Sempat Saya Kejar

Cerita Sopir Truk Kendaraannya Ditembak Pengemudi Lain di Tol Surabaya: Sempat Saya Kejar

Surabaya
16 Unit Rusunawa Romokalisari Surabaya Disegel Usai Tak Dihuni Pemilik

16 Unit Rusunawa Romokalisari Surabaya Disegel Usai Tak Dihuni Pemilik

Surabaya
Bukit Kuneer di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Bukit Kuneer di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Surabaya
Dua Warga di Situbondo Tewas Digorok, Warga: Pelaku Sering Halusinasi seperti Kerasukan

Dua Warga di Situbondo Tewas Digorok, Warga: Pelaku Sering Halusinasi seperti Kerasukan

Surabaya
Hampir Sepekan Diusir dari Unit, 27 KK Warga Rusunawa Gunungsari Surabaya Tidur di Halaman

Hampir Sepekan Diusir dari Unit, 27 KK Warga Rusunawa Gunungsari Surabaya Tidur di Halaman

Surabaya
Diduga Lupa Ingatan, Jemaah asal Jember Sempat Hilang dari Asrama Haji Surabaya

Diduga Lupa Ingatan, Jemaah asal Jember Sempat Hilang dari Asrama Haji Surabaya

Surabaya
Curiga dengan Penyebab Kematian, Polisi Bongkar Makam Seorang Pria di Ponorogo

Curiga dengan Penyebab Kematian, Polisi Bongkar Makam Seorang Pria di Ponorogo

Surabaya
Kasih Tak Sampai, Motif Pria di Surabaya Teror Teman Perempuannya hingga 10 Tahun

Kasih Tak Sampai, Motif Pria di Surabaya Teror Teman Perempuannya hingga 10 Tahun

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com