Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok AB, Siswa SMP di Mojokerto yang Bunuh Teman Sekelasnya, Ternyata Pernah Curi Motor di 12 Titik

Kompas.com, 15 Juni 2023, 06:40 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Terungkap rekam jejak kriminal AB (15), tersangka pembunuh siswi SMPN 1 Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, berinisial AE (15).

Ternyata pembunuhan AE bukan kasus pertama yang menjerat AB.

AB dan rekannya, MA (19) yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, ternyata pernah dibui atas kasus penjambretan dan pencurian motor di 12 lokasi di Jombang dan Mojokerto.

Dari hasil penyelidikan polisi, sebelum membunuh AE, AB dan MA berniat untuk membegal korban.

Hal tersebut dilatarbelakangi dendam AB kepada AE yang juga mantan pacar serta teman sekelasnya.

Baca juga: 5 Fakta Terbaru Kasus Siswi SMP Dibunuh dan Diperkosa Teman Kelasnya di Mojokerto

Kapolres Mojokerto Kota AKBP Wiwit Adisatria mengungkapkan, AB dendam saat korban menagihnya untuk membayar iuran kelas senilai Rp 40.000.

Saat itu korban membangunkan tersangka saat tertidur di kelasnya pada Sabtu (13/5/2023).

"Pelaku anak (AB) bilang bahwa dia ada target perempuan yang bernama AE karena kebetulan dendam terhadap AE ditagih bayar utang di kelas sehingga yang bersangkutan untuk menghabisi," bebernya.

Selain dendam, AB juga memiliki keinginan membegal korban untuk menguasai barang berharganya.

Motif menguasai barang disepakati oleh MA yang membutuhkan uang untuk servis ponselnya yang rusak karena tak diberi uang oleh ibunya.

"Pengakuan pelaku sebelum kami mendapat informasi bahwa kedua pelaku ini sering terlibat kejahatan yang lain. Mereka merencanakan ini," terang Wiwit.

Baca juga: Siswi SMP di Mojokerto Diduga Diperkosa Setelah Dibunuh

Dalam skenarionya, AB dan MA berencana membegal korban tanpa menggunakan senjata tajam karena takut darah akan berceceran.

Setelah sepakat, AB menghubungi korban melalui WhatsApp.

Ia mengajak korban bertemu di kawasan persawahan dekat lokasi pembuangan sampah yang lokasinya gelap dan sepi pada Senin (15/5/2023) malam.

Ternyata korban tak dibegal, tapi justru dibunuh oleh pelaku AB.

"Pelaku (AB) seorang diri melakukannya, korban dicekik hingga meninggal," jelasnya.

Wiwit juga mejelaskan dari keterangan para saksi, AB memiliki sifat yang temperamental.

"Informasi dari pihak sekolah maupun orangtua yang bersangkutan pelaku ini temperamen," jelasnya.

Selain itu, AB juga kerap keluar masuk bimbingan dan konseling (BK) sekolah karena berkelahi dengan temannya.

Baca juga: Guru di Sekolah Kaget Siswi SMP di Mojokerto Tewas Dibunuh Teman Sekelas: Korban Bendahara Kelas

Pelaku MA perkosa mayat korban

Polisi mengatakan pelaku MA yang lebih dewasa melakukan kekerasan seksual kepada mayat korban.

Dari hasil penyelidikan, MA yang tercatat sebagai warga Desa Mojowatesrejo, Kecamatan Kemlagi mempekosa mayat korban sebanyak dua kali pada Senin (15/5/2023).

Pemerkosaan dilakukan di rumah pelaku AB yang kondisinya sepi.

AKBP Wiwit mengatakan pemerkosaan terjadi saat tersangka A sedang mencari karung dan tali untuk membuang mayat korban.

"Untuk persetubuhan hanya dilakukan MA pelaku dewasa ini sedang pelaku anak (AB) dia tidak melakukannya karena alasannya hanya jengkel tidak melakukan persetubuhan," ucap AKBP Wiwit Adisatria dalam konferensi pers, Rabu (14/6/2023).

Baca juga: Kronologi Terungkapnya Kasus Pembunuhan Siswi SMP di Mojokerto, Pelaku Mantan Pacar Korban

Menurut Wiwit saat pelaku AN kembali ke rumahnya, MA sambil tersenyum mengaku telah memperkosa mayat korban.

"Pelaku MA ini sepi tidak ada orang lain melakukan persetubuhan dan pelaku pringas-pringis (senyum-senyum) ditanya sama pelaku AB usai melakukan perbuatan itu (persetubuhan). Pelaku melakukan dua kali," bebernya.

Setelah itu keduanya membungkus mayat korban dan memasukkannya ke dalam karung putih.

Mayat korban yang sudah ada di dalam karung kemudian dibawa dengan menggunakan motor matic warna biru.

"Ketika pelaku ini hendak membuat jasad korban yang bersangkutan sempat ditanya tetangganya terkait bungkusan karung itu dan dijawab pelaku AB, sampah ," ungkapnya.

Baca juga: Kronologi Siswi SMP di Mojokerto Dibunuh Teman Sekelas, Pelaku Dendam Ditagih Iuran

Kedua tersangka berkeliling mengendarai motor ke tiga lokasi untuk membuang jasad korban.

Hingga akhirnya mereka memutuskan membuang jasad korban ke aliran sungai atau parit di bawah perlintasan kereta api Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, sekitar pukul 23.00 WIB.

"Korban dibunuh pada malam itu juga saat dikabarkan menghilang pada 15 Mei dan pelaku membuang jasadnya dengan karung goni di sungai jembatan perlintasan kereta api di Desa Mojoranu," jelasnya.

Sementara itu MA mengaku memperkosa mayat korban saat menjaga korban dan kondisi rumah dalam keadaan sepi.

"Pas saya sendiri, pingin," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul JEJAK KRIMINAL Pembunuh Siswi SMP Mojokerto, Usia 15 Tahun Sudah Jadi Residivis Curanmor 12 Lokasi

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau