Nenek dari ibu Suharsih diketahui mulai membuat dan menjual pudak pada sekitar tahun 1949, di mana pada saat itu kondisi masih berada pada zaman perang yang serba sulit.
Sepulang dari pengungsian, sang nenek mendapat saran untuk berjualan pudak.
Hal ini karena pusak bersifat mengenyangkan, namun tidak seperti nasi yang membutuhkan lauk pauk. Pudak juga dapat disimpan dalam waktu yang lama.
Pudak kemudian dibuat untuk memenuhi kebutuhan para pedagang Gresik yang akan bepergian jauh.
Awalnya pudak dijual bijian, namun lama kelamaan pudak mulai dijual dalam bentuk rentengan.
Sumber:
kebudayaan.kemdikbud.go.id dan nova.grid.id
Natadjaja, Listia., dan Yuwono, Elisabeth. 2017. Kearifan Lokal Kemasan Penganan Tradisional. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.