Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Gresik Dijuluki Kota Pudak?

Kompas.com - 30/05/2023, 09:16 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Kabupaten Gresik yang berada di Provinsi Jawa Timur dikenal memiliki julukan sebagai Kota Pudak.

Julukan Kota Pudak yang disematkan kepada Kabupaten Gresik ternyata terkait dengan keunikan makanan khas dari daerah ini.

Pudak adalah makanan khas dari Kabupaten Gresik berupa kue tradisional yang memiliki cita rasa manis.

Jika mengunjungi Gresik, wisatawan dapat dengan mudah mengenali pudak yang berbentuk rentengan dan digantung di depan toko.

Baca juga: Mengapa Bojonegoro Dijuluki Kota Ledre?

Dilansir dari laman Kemendikbud, bahan dasar pudak antara lain tepung beras, gula, dan santan kelapa yang dimasak dengan cara dikukus.

Mulanya hanya terdapat tiga macam pudak, antara lain pudak putih yang berbahan gula pasir, pudak merah yang berbahan gula merah, dan pudak sagu ya berbahan tepung sagu.

Namun kini ada juga pudak dengan menggunakan campuran dari sari daun pandan dan daun suji yang memberi warna dan aroma yang menarik.

Baca juga: Mengapa Jember Dijuluki Kota Suwar Suwir?

Pudak biasanya dibungkus dengan ope atau pelepah pinang yang membuat aromanya jadi lebih wangi dan khas.

Sebelumnya digunakan, pangkal daun pinang harus disamak terlebih dahulu untuk memisahkan kulit dalam dan kulit luar.

Hal ini karena hanya kulit bagian dalam yang bertekstur lebih tebal dan halus yang akan digunakan untuk membungkus pudak, sementara kulit bagian luar dibuang.

Baca juga: Kenapa Sukoharjo Dijuluki Kota Jamu?

Dilansir dari laman nova.grid.id, pelepah pinang memiliki kelebihan dibandingkan pelepah tanaman lain sebagai pembungkus.

Selain lentur, lapisan di dalamnya menyerupai lapisan plastik yang secara alami dapat mengatur suhu kue pudak.

Ketika adonan pudak yang masih panas dibungkus dengan pelepah pinang, adonan tersebut akan segera kering karena lapisan yang mirip plastik itu memiliki pori-pori yang dapat mempercepat proses penguapan.

Sejarah Pudak Khas Gresik

Sejarah pudak khas Gresik memang belum dapat dipastikan, namun hanya diketahui oleh para pembuat pudak yang dilakukan turun temurun.

Dalam buku berjudul Kearifan Lokal Kemasan Penganan Tradisional (2017) karangan Listia Natadjaja dan Elisabeth Yuwono, ibu Suharsih yang merupakan generasi ketiga pembuat pudak mengungkap asal-usul kue tradisional ini.

Nenek dari ibu Suharsih diketahui mulai membuat dan menjual pudak pada sekitar tahun 1949, di mana pada saat itu kondisi masih berada pada zaman perang yang serba sulit.

Sepulang dari pengungsian, sang nenek mendapat saran untuk berjualan pudak.

Hal ini karena pusak bersifat mengenyangkan, namun tidak seperti nasi yang membutuhkan lauk pauk. Pudak juga dapat disimpan dalam waktu yang lama.

Pudak kemudian dibuat untuk memenuhi kebutuhan para pedagang Gresik yang akan bepergian jauh.

Awalnya pudak dijual bijian, namun lama kelamaan pudak mulai dijual dalam bentuk rentengan.

Sumber:
kebudayaan.kemdikbud.go.id dan nova.grid.id

Natadjaja, Listia., dan Yuwono, Elisabeth. 2017. Kearifan Lokal Kemasan Penganan Tradisional. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com