Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Madiun Gandeng Peneliti UGM Telusuri Lorong Bawah Tanah Peninggalan Belanda

Kompas.com - 26/05/2023, 14:14 WIB
Muhlis Al Alawi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, menggandeng akademisi dari Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta untuk menelusuri keberadaan terowongan lama peninggalan penjajah Belanda yang akan dijadikan wisata bawah tanah.

Pasalnya, setelah berkunjung ke Belanda, Pemkot Madiun membutuhkan kajian dari ahli untuk menganalisis dan menelusuri berapa banyak terowongan bawah tanah yang ada di Kota Pecel.

Blue print-nya kota ini ada (di Belanda). Bahkan lorong pun tampak kelihatan dari atas pada peta. Tetapi, untuk kedalaman ini nah ini perlu dibaca dan dicari sana. Untuk itu, Pemkot Madiun tidak bisa sendiri. Pemkot Madiun membutuhkan ahli dengan para akademisi dari UGM,” kata Wali Kota Maidi kepada Kompas.com, Jumat (26/5/2023).

Baca juga: Kembangkan Wisata Bawah Tanah, Wali Kota Madiun Cari Peta Lama di Belanda

Maidi mengatakan, setidaknya terdapat 300.000 peta era penjajahan Belanda yang tersimpan di kantor Arsip Nasional Belanda.

Untuk mendapatkan peta tata kota Madiun di zaman penjajah Belanda membutuhkan waktu sekitar dua bulanan.

“Dokumen ada yang di sana itu yang sifatnya khusus dan membutuhkan waktu dua bulan untuk mendapatkannya. Seluruh peta yang tersimpan di bawah suhu 18 derajat. Agar peta yang dicari sesuai maka kami bekerja sama dengan tim dari UGM yang akan mencari, mengkaji, dan menganalisis,” tutur Maidi.

Untuk mendapatkan peta bangunan-bangunan zaman penjajahan Belanda di Madiun membutuhkan waktu. Selain itu, pihaknya harus menggandeng pakar yang mengetahui sejarah, arsitek hingga budaya.

Dengan demikian, Pemkot Madiun memilih UGM sebagai mitra agar meneliti, mengkaji, dan menganalisis keberadaan lorong bawah tanah peninggalan penjajah Belanda.

Dari kajian dan analisis tim UGM nanti, kata Maidi, Pemkot Madiun bisa mengambil sikap berupa kebijakan pembangunan wisata heritage yang terencana di Kota Pecel ini.

Mantan Sekda Kota Madiun itu pun optimistis tim UGM memiliki kepakaran bidang budaya, arsitek, hingga sejarah sehingga dapat menelusuri jumlah dan panjang terowongan bawah tanah yang ada di Kota Madiun.

Maidi berharap warga bersabar menunggu untuk pembangunan wisata bawah tanah. Pasalnya, pembangunan di daerah yang bersentuhan langsung dengan bangunan cagar budaya membutuhkan izin dari Balai Pelestarian Kebudayaan di Trowulan.

“Memang banyak menanti, tetapi kami tidak bisa grusa-grusu (buru-buru). Untuk memugar atau menggali juga membutuhkan izin dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Timur di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, agar tidak bermasah dengan persoalan hukum,” jelas Maidi.

Selain menelusuri peta lama di Kantor Kearsipan Nasional di Belanda, Maidi juga mencari beberapa referensi terkait bangunan dan peta lama Kota Madiun. Ia pun mendapatkan satu buku berjudul The Great Book Of Dutch Maps. Dalam buku mengungkap berbagai peta kekuasaan penjajah Belanda selama lima abad.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, akan mengembangkan wisata bawah tanah peninggalan penjajah Belanda. Untuk itu, dalam waktu dekat, Wali Kota Madiun Maidi akan berkunjung ke negara Kincir Angin mencari arsip tata kota dan peta terowongan bawah tanah yang dibangun Belanda di era kolonial.

“Kami akan kembangkan wisata bawah tanah peninggalan Belanda. Tunggu nanti setelah saya pulang dari Belanda. Di sana kami mencari peta berupa jarak, terowongan berapa dan di bawah luasnya berapa. Semua arsip itu ada di Belanda,” kata Maidi, Selasa (9/5/2023).

Baca juga: Cerita Wali Kota Madiun Diabaikan Petugas RS yang Asyik Main Ponsel, Tak Dikenali karena Pakai Masker

Maidi menyebutkan, terowongan bawah tanah ditemukan di Kantor Pemkot Madiun dan kantor Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur I Di Kota Madiun.

Namun, Pemkot Madiun belum berani melakukan penelusuran lebih lanjut sebelum menemukan peta dan tata kota yang dibuat Belanda di era penjajahan.

“Terowongan itu ditemukan di Balaikota dan Bakorwil, tetapi sebelum ada petanya kami belum berani masuk,” kata Maidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Surabaya
Jelang Mudik Lebaran 2024, PLN Malang Siagakan SPKLU untuk Kendaraan Listrik

Jelang Mudik Lebaran 2024, PLN Malang Siagakan SPKLU untuk Kendaraan Listrik

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com