SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendapat informasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang dugaan adanya pungutan liar di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Saat bertemu dengan pihak KPK, Eri mengaku dibisiki jika ada jajarannya yang diduga bermain-main dengan pungli.
Mendengar informasi tersebut, Eri Cahyadi langsung memberikan pengarahan kepada seluruh pejabat struktural di lingkungan Pemkot Surabaya di Gedung Graha Sawunggaling, Jalan Jimerto Surabaya, Rabu (24/5/2023).
Baca juga: Cerita Pejabat Korban Pungli Oknum Jaksa di Madiun, Resah Dimintai Uang Terus-menerus
"Saya minta tolong betul, kemarin ada acara KPK terkait dengan aset. Setelah acara KPK, saya dibisiki, 'Pak ojok main-main nang Suroboyo' (Pak, jangan main-main di Surabaya). Karena (kata KPK) ada yang main-main alasannya menggunakan namanya Pak Wali Kota," kata Eri di Surabaya, Rabu.
Eri pun kembali mewanti-wanti jajarannya untuk menghindari perbuatan melanggar hukum seperti pungli.
Terlebih, jika pungli tersebut dilakukan dengan mengatasnamakan wali kota atau pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Dia menegaskan tak akan tinggal diam.
Baca juga: Densus 88 Geledah Rumah Warga di Krembangan Surabaya
"Kalau itu terjadi dan ada apa-apa, silahkan tanggung sendiri. Makanya sebelum itu terjadi tolong berhenti, sampean (anda) punya anak istri. Kalau sudah itu terjadi, remek sampean (hancur anda)," tegas Eri.
Eri menegaskan, selama ini tidak pernah menyuruh seseorang atau pejabat Pemkot untuk menyetorkan uang kepadanya.
Dia pun mengancam akan melaporkan sendiri apabila ada jajarannya yang ketahuan melakukan pungli.
"Lek sampean lakoni itu (kalau anda melakukan itu), kecekel (tertangkap) silakan. Karena itu sudah urusannya sampean (anda), bukan urusannya saya," ujar dia.
"Tapi saya sudah mengingatkan di sini, saya tidak pernah memerintahkan seperti itu (melakukan pungli). Yang kedua, saya tidak pernah minta uang sedikit pun dari sampean (anda) untuk diri saya," imbuh dia.
Baca juga: Bupati Pangandaran Tak Yakin Ada Pungli seperti yang Dilaporkan Husein
Selain berkaitan dengan tindakan pungli, dalam kesempatan ini, Eri juga mengingatkan jajarannya agar menghindari gaya hidup hedonisme.
Seperti tindakan memamerkan kekayaan (flexing) yang beredar di media sosial.
"Dijaga keluarga kita, dijaga anak-anak kita. Tidak usah neko-neko (aneh-aneh), tidak usah macam-macam. Buat apa punya uang berlebih, kalau ternyata tidak membawa berkah," tutur dia.
Selain itu, Eri juga berpesan kepada jajarannya agar lebih berhati-hati karena saat ini sudah memasuki tahun politik.
Sebab menurutnya, memasuki tahun politik biasanya akan banyak fitnah yang bermunculan.
Baca juga: Simak, Rekayasa Lalu Lintas dan Pengamanan Jelang Surabaya Vaganza 2023
"Jaga diri sampean jaga keluarga sampean. Sekali sampean merusaknya, maka keluarga yang akan menanggungnya. Tolong dijaga amanah ini. Jangan sekali-kali melakukan itu (pungli)," pinta Eri.
Terakhir, Eri juga mengingatkan Kepala Perangkat Daerah (PD), camat dan lurah terkait dengan proyek pekerjaan.
"Misalnya Dakel (Dana Kelurahan), ketika sudah dianggarkan di sana tidak dijalankan, maka (orang akan memandang) ada permainan. Meski katakanlah sampean tidak bermain, tapi orang akan memandang ada permainan," tutur dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.