Kondisi Mbah Rukmi yang sudah mulai pikun, membuat ia buang air kecil maupun besar di teras rumahnya, tempat ia berdiam.
Anik Pratiwi (53) tetangga Mbah Rukmi, rutin membersihkan setiap pagi dan sore. Begitu juga waktunya makan dan minum, Anik juga datang menyuapi Mbah Rukmi.
Untuk kebutuhan makanan, Mbah Rukmi tidak pernah kekurangan. Karena senua tetangga gotong royong peduli dengan mbah Rukmi.
"Saya membersihkan dan memenuhi kebutuhan makan. Yang menjadi keluhan kami adalah biaya perawatannya. Untuk makan sudah tidak kurang," terang Anik Pratiwi di teras rumah Mbah Rukmi.
Anik menjelaskan, dulu yang merawat Sunyoto adalah anak angkatnya, hingga meninggal dunia. Selain itu, anak angkat sunyoto juga menutup utang yang jumlahnya cukup besar.
Kemudian anak angkat Sunyoto tersebut diduga kecewa lantaran tidak dilibatkan dalam proses jual beli.
Dengan situasi tersebut, anak angkat Sunyoto enggan merawat Mbah Rukmi, karena kondisi ekonomi keluarganya juga masih kurang.
"Dulu anak angkatnya yang merawat. Sesekali anak angkatnya itu masih ke sini menjenguk," terang Anik.
Baca juga: Innova Seruduk 2 Motor di Surabaya lalu Tabrak Pagar Rumah, Pengemudi Meninggal
Anik mengatakan, Mbah Rukmi pernah dibawa ke panti jompo agar kesehatannya terkontrol.
Namun Ia menolak, dan memilih tetap tinggal di rumah, karena masih merasa memiliki rumah tersebut.
"Mbah Rukmi maunya tetap tinggal sampai meninggal dunia di rumah ini," ujar Anik.
Sementara itu, Kepala Desa Ringinpitu Suwito menjelaskan, tidak ada sengketa dalam proses jual beli tersebut. Semua berkas yang ia terima sudah sesuai prosedur.
Pihak pemerintah desa juga pernah melakukan mediasi dengan pihak pembeli dengan warga.
Kemudian, diperoleh kesepakatan yakni Mbah Rukmi tetap boleh tinggal di rumah tersebut sampai meninggal dunia.
"Artinya, sudah ada solusi dari pembeli. Yaitu Mbah Rukmi tetap boleh tinggal sampai akhir hayat," terang Kepala Desa Ringinpitu Suwito di kawasan rumah Mbah Rukmi, Selasa (16/05/2023).
Pemerintah desa juga mengupayakan beragam bantuan sosial untuk mencukupi kebutuhan Mbah Rukmi melalui para tetangga.
Pihak desa bersama dinas terkait juga pernah membujuk Mbah Rukmi, untuk dibawa ke panti jompo. Namun Mbah Rukmi kukuh menolak, dan ingin tetap tinggal di rumah yang kini bukan miliknya itu.
"Kami tidak bisa memaksa, kalau yang bersangkutan tidak berkenan," terang Suwito.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.