Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Kekasih di Balik Penemuan Mayat dengan Kepala Terpisah di Ponorogo

Kompas.com, 27 April 2023, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Video penemuan mayat pria yang kepalanya terpisah dari badan, viral di media sosial.

Kepala mayat tersebut ditemukan berada di atas pohon sementara badan mayat ditemukan di tanah. Diduga korban tewas karena gantung diri.

Video tersebut direkam di Jalan Serakung, Ponorogo, Jawa Timur pada Minggu (23/4/2023).

Dari keterangan warga sekitar bernama Agus Supendi, mayat itu ditemukan warga yang sedang membuang sampah.

“Dilihat bukan sampah. Diperiksa lagi, si pembuang sampah yang namanya Pak Yudi syok. Apalagi melihat mayatnya itu lo kepala sama badan terpisah,” kata Agus.

Agus juga menyebut bahwa korban bukan warga sekitar.

Baca juga: Pria Pembunuh Wanita Penjual Kopi di Ponorogo Ditemukan Tewas, Kepala dan Badan Terpisah

Bunuh kekasihnya lalu bunuh diri

Hasil penyelidikan polisi mengungkap bahwa mayat pria tersebut adalah Pairun yang sehari-hari berjualan bakso. Identitas Pairun diketahui dari sidik jari.

Sebelum ditemukan tewas dalam kondisi membusuk dengan kepala terpisah dari badan, Pairun diketahui membunuh kekasihnya, SW (50) yang sehari-hari berjualan kopi.

Mayat SW ditemukan dengan banyak luka tusuk di pinggir ladang jagung, Kelurahan Tonatan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo pada Minggu (16/4/2023).

Lokasi penemuan mayat Pairun dan SW hanya berjarak 200 meter. Diduga Pairun bunuh diri setelah membunuh kekasihnya, SW

“Jadi mayat Pairun ditemukan warga Minggu (23/4/2023) dalam kondisi tak bernyawa lagi. Jarak antara lokasi pembunuhan dengan lokasi penemuan mayat itu sekitar 200 meter saja. Jadi sangat dekat sekali memang,”ujar Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo, Rabu (26/4/2023).

Baca juga: Penemuan Mayat dengan Kondisi Kepala dan Badan Terpisah di Ponorogo, Polisi: Masih Diselidiki

Catur mengatakan Pairun dan SW menjalin hubungan asmara. Namun SW menolak saat Pairun mengajaknya menikah.

Hal tersebut membuat Pairun marah hingga menusuk kekasihnya dengan pisau yang dibawa. Dari hasil otopsi, ditemukan 7 luka tusuk di tubuh SW.

“Dari hasil autopsi, Pairun menusuk SW dengan tujuh kali tusukan .Luka tersebut didapati di perut dua tusukan yang menembus ke usus. Lalu di dada tiga tusukan yang menembus ke paru-paru dan di leher satu tusukan dan tangan kanan satu tusukan,” ungkap Catur.

SW tercatat sebagai warga Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo yang tinggal di kos di dekat TKP.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau