Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Bayi yang Meninggal Usai Imunisasi di Trenggalek Dibongkar untuk Proses Otopsi

Kompas.com - 05/04/2023, 15:48 WIB
Slamet Widodo,
Andi Hartik

Tim Redaksi

TRENGGALEK, KOMPAS.com - Jajaran Kepolisian Resor Trenggalek membongkar makam dan mengangkat jenazah bayi yang meninggal dunia setelah imunisasi, Rabu (5/4/2023).

Proses ekshumasi tersebut merupakan bagian dari rangkain penyelidikan polisi atas laporan terhadap meninggalnya bayi tersebut.

Proses pembongkaran makam bayi berinisial MA (5 bulan) itu berlangsung sekitar pukul 11.00 WIB di Tempat Permakaman Umum (TPU) Gunung Cilik.

Tim dokter dari Rumah Sakit Bhayangkara Kediri serta anggota dari Polres Trenggalek terlibat dalam proses otopsi jenazah bayi tersebut. Proses tersebut juga disaksikan langsung oleh orangtua bayi, yakni Mukono (46) dan Adelia (17), serta kakek bayi, Sugeng Prayitno (47).

Baca juga: Bayi di Trenggalek Meninggal Diduga Usai Imunisasi, Keluarga Lapor Polisi, Ini Penjelasan Dinkes

Garis polisi dipasang di lokasi ekshumasi. Selain petugas, anggota keluarga maupun warga tidak diperbolehkan melewati garis pembatas guna memperlancar proses ekshumasi.

Setelah jenazah bayi MA diangkat, langsung dilakukan otopsi di lokasi oleh tim dokter serta anggota Inafis Sat Reskrim Polres Trenggalek. Setelah proses selesai, jenazah kembali dimakamkan kembali.

Baca juga: Bupati Sebut Dinkes Trenggalek Investigasi Kasus Bayi Meninggal Diduga Usai Imunisasi

Kapolres Trenggalek AKBP Alith Alarino menjelaskan, otopsi jenazah tersebut merupakan rangkaian dari proses penyelidikan.

"Otopsi ini dilaksanakan dan merupakan rangkaian penyelidikan," ujar Alith Alarino usai memimpin proses ekshumasi, Rabu.

Selain itu, pihaknya sudah memeriksa sekitar 12 saksi.

Sementara itu, pihaknya belum bisa menyampaikan hasil otopsi terhadap jenazah bayi tersebut.

"Untuk hasil otopsi kami belum bisa sampaikan, nanti kalau kami sudah menerima dari tim dokter, kami sampaikan nanti," ujar Alith Alarino.

Penjelasan keluarga

Sugeng Riyanto, kakek bayi, mendukung penuh upaya polisi mengungkap penyebab kematian cucunya.

"Terima kasih sudah menanggapi dan memproses laporan kami," terang Sugeng Prayitno di lokasi ekshumasi.

Sugeng mengatakan, cucunya itu mengikuti program imunisasi di Polindes Gembleb, Kecamatan Pogalan, Trenggalek.

"Saat ini belum ada konfirmasi terkait kematian cucu saya. Kami hanya ingin kepastian secara gamblang," terang Sugeng.

Baca juga: Gelar Safari Ramadhan Sambil Masak-masak, Bupati Trenggalek: Untuk Cegah Stunting

"Kami ingin tahu yang disuntikkan itu jenis apa saja, imuniasi jenis apa saja. Waktu itu hanya cucu saya yang usianya 5 bulan. Bayi lainnya usianya 9 bulan ke atas," sambung Sugeng.

Sugeng menyebut, ketika menerima imunisasi, bayi MA menerima suntikan sebanyak lima kali.

"Setahu saya tidak ada sekali imunisasi itu sampai 5 kali, itu lima kali jenis apa juga belum dikonfirmasi ke kami jenisnya apa saja," terang Sugeng.

Seperti diberitakan sebelumnya, bayi MA meninggal dunia setelah menerima imunisasi.

Saat itu, suhu badan bayi MA tinggi. Bayi MA kemudian dibawa ke Puskesmas Pogalan. Karena kondisi semakin memburuk, bayi MA dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedomo Trenggalek hingga akhirnya meninggal dunia.

Karena kematian yang dirasa tidak wajar oleh keluarga, kasus itu lalu dilaporkan ke polisi pada Senin (27/3/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengosongan 43 Unit Rusunawa di Surabaya Memanas, Satu Anak Terluka

Pengosongan 43 Unit Rusunawa di Surabaya Memanas, Satu Anak Terluka

Surabaya
Viral soal Penerima Beasiswa KIP Hedon, Mahasiswi Unej: Itu Ulah Oknum, Kami Dirugikan

Viral soal Penerima Beasiswa KIP Hedon, Mahasiswi Unej: Itu Ulah Oknum, Kami Dirugikan

Surabaya
3.228 Kasus TBC Ditemukan di Surabaya Usai Periksa Kelompok Rentan

3.228 Kasus TBC Ditemukan di Surabaya Usai Periksa Kelompok Rentan

Surabaya
Nelayan Bangkalan Tangkap Buaya Sepanjang 3 Meter

Nelayan Bangkalan Tangkap Buaya Sepanjang 3 Meter

Surabaya
Remaja Korban Ledakan Balon Udara di Ponorogo Meninggal dalam Perawatan

Remaja Korban Ledakan Balon Udara di Ponorogo Meninggal dalam Perawatan

Surabaya
Diah Pun Tak Pernah Pulang...

Diah Pun Tak Pernah Pulang...

Surabaya
'Flushing' 2 Bendungan di Blitar, Warga Diimbau Jauhi Sungai Brantas

"Flushing" 2 Bendungan di Blitar, Warga Diimbau Jauhi Sungai Brantas

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Di Stasiun Paron Ngawi, Sang Kakak Menunggu Diah yang Ternyata Telah Terbunuh..

Di Stasiun Paron Ngawi, Sang Kakak Menunggu Diah yang Ternyata Telah Terbunuh..

Surabaya
Mantan Bupati dan Anggota DPRD Jatim Ikuti Penjaringan Calon Bupati Blitar dari PDI-P

Mantan Bupati dan Anggota DPRD Jatim Ikuti Penjaringan Calon Bupati Blitar dari PDI-P

Surabaya
Pantai Ngantep di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Ngantep di Malang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Surabaya
Polisi Tangkap Warga Madura yang Curi Kabel Milik PT Telkom di Jember

Polisi Tangkap Warga Madura yang Curi Kabel Milik PT Telkom di Jember

Surabaya
Pendaftaran Pilkada 2024 Jalur Independen di Kota Batu Sepi Peminat

Pendaftaran Pilkada 2024 Jalur Independen di Kota Batu Sepi Peminat

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com