Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Terungkapnya Identitas Pembuang Bayi di Hutan Jati Blitar, Kebohongan Pelaku Tercium Saat Olah TKP

Kompas.com - 31/03/2023, 20:35 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Kebohongan UP (23), pemuda di Blitar, Jawa Timur, yang mengaku menemukan bayi di pinggir hutan jati tercium polisi saat olah tempat kejadian perkara (TKP).

Polisi yang mencurigai gelagat UP melakukan interogasi lanjutan. UP akhirnya mengakui kebohongannya. Pemuda itu mengakui bayi tersebut adalah anak kandugnya.

Baca juga: Fakta Baru Penemuan Bayi di Hutan Jati Blitar, Penemu Ternyata Ayah Kandung Korban

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Blitar AKP Tika Pusvitasari mengatakan, polisi menemukan kejanggalan atas keterangan UP saat pemeriksaan silang saat olah TKP.

"Melalui serangkaian penyelidkan diketahui keterangan UP tidak sesuai dengan fakta pada olah TKP. Terdapat kejanggalan," ujar Tika kepada Kompas.com, Jumat (31/3/2023) malam.

Kejanggalan tersebut seperti keterangan awal yang tidak konsisten dengan fakta saat olah TKP.

"Polisi akhirnya kembali menginterogasi UP dan dia mengakui berbohong," ujarnya.

UP awalnya mengaku menemukan bayi itu di pinggir hutan jati di Desa Plumbangan, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Rabu malam. 

Padahal, kata Tika, UP telah membawa bayi yang dilahirkan pacarnya, AT (22), dari suatu tempat di Blitar untuk dibawa pulang ke rumahnya di Desa Balerejo, Kecamatan Wlingi.

AT adalah warga Desa Tegalsari, Kecamatan Wlingi, yang sudah menjalin hubungan asmara selama tiga tahun terakhir. Keduanya sama-sama masih lajang.

"Dia memang sudah merancang rencana itu. Akan mengaku menemukan bayi. Padahal bayi memang sudah bersama dia sejak awal," ujar Tika.

Berbohong setelah bayi ditolak panti asuhan

Rencana mengarang cerita bohong telah menemukan bayi dilakukan UP setelah gagal menyerahkanya anaknya ke sebuah panti asuhan.

Panti asuhan menolak menerima bayi itu karena UP memberikan keterangan janggal kepada pengurus panti asuhan.

"UP ini juga mengaku ke pihak panti asuhan bahwa dia baru saja menemukan bayi yang dibuang. Jadi dia tidak mengaku sebagai orangtua bayi. Panti asuhan menolak," ujar Tika.


Akhirnya, kata Tika, UP membawa bayi itu pulang. Ia mengaku menemukan bayi itu di pinggir hutan jati kepada orangtuanya.

Sehingga, ada pihak yang merawat bayi itu. Sementara itu, UP dan AT terbebas dari masalah memiliki bayi di luar pernikahan.

 

Berharap dapat surat keterangan dari desa

Cerita bohong itu, ujarnya, dibuat juga dengan harapan akan ada surat keterangan dari pemerintah desa terkait status bayi sebagai bayi temuan.

"Karena pihak panti asuhan juga meminta syarat adanya surat keterangan dari kantor desa," tuturnya.

Menurut Tika, UP membuat cerita bohong tentang bayi laki-laki itu karena ingin menyembunyikan dari pihak keluarga akan kelahiran bayi hasil hubungannya dengan AT.

"Motifnya karena merasa takut ketahuan oleh keluarga," ujarnya.

Baca juga: Bayi 4 Hari Dibuang di Pinggir Hutan Jati di Blitar, Tali Pusar Mulai Mengering

Tika tidak memerinci apakah hubungan UP dan AT tidak direstui oleh pihak keluarga sehingga berusaha menyembunyikan kelahiran bayi tersebut.

Sebelumnya, UP membawa pulang bayi laki-laki yang dia katakan sebagai bayi yang dia temukan di pinggir hutan jati saat dirinya pulang dari tempat kerja.

Orang tua UP lantas melaporkan temuan bayi itu ke perangkat desa yang diteruskan ke pihak kepolisian.

Bayi tersebut kemudian dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi sementara pihak kepolisian melakukan penyelidikan.*

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com