Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Tersangka Robot Trading ATG Raih Kepercayaan Masyarakat, Dekati Pejabat dan Selebritis

Kompas.com - 19/03/2023, 18:08 WIB
Nugraha Perdana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Polisi menemukan modus lain yang dilakukan para tersangka dalam kasus robot trading Auto Trade Gold (ATG) dalam melakukan usaha gelapnya.

Situasi pandemi Covid-19 dan mendekati para tokoh publik jadi cara untuk memberikan rasa kepercayaan terhadap masyarakat.

Baca juga: Polisi Ungkap Aset Wahyu Kenzo yang Telah Dijual dan Digadaikan

Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan, pihaknya masih mendalami kemungkinan korban dari tokoh publik, pejabat, atau selebritis.

Salah satu persenter Olive Lee telah menyatakan ke publik menjadi korban robot trading ATG.

"Kami masih mendalami seperti yang ada di media dan diinfokan oleh masyarakat, sejauh ini belum ada," kata Budi saat dikonfirmasi, Minggu (19/3/2023).

Budi tidak memungkiri para tersangka mendekati pejabat, tokoh publik, dan lainnya, sebagai upaya memberikan rasa percaya kepada masyarakat untuk memuluskan usahanya.

"Pola-pola yang dilakukan tersangka mendekati pejabat, tokoh publik seolah memberikan rasa kepercayaan terhadap masyarakat, seperti hanya sekedar foto bisa memberikan dampak besar terhadap usaha robot trading ATG," katanya.

Para tersangka mengiming-imingi masyarakat bahwa usaha yang dilakukan tidak pernah merugi sehingga adanya rasa kepercayaan.

Selain itu, situasi pandemi Covid-19 dimanfaatkan sebagai momen untuk menggaet anggota.

"Sejak Maret 2020 robot trading ATG berlangsung, di sini memanfaatkan psikis masyarakat sehingga percaya duit instan," katanya.

Selain Wahyu Kenzo, polisi telah menetapkan RE yang merupakan marketing dan salah satu founder sebagai tersangka kasus tersebut.

Budi mengatakan, skema yang dilakukan oleh para tersangka mirip dengan ponzi.

"Lebih kurang seperti ponzi. Jadi, mereka ini menyampaikan bahwa uang yang didepositkan itu, akan dikelola di luar negeri. Tetapi, kenyataannya bukan seperti itu," katanya.

Baca juga: Polisi Tegaskan Kegiatan Robot Trading ATG Wahyu Kenzo Tidak Berizin

Budi menyampaikan, kondisi member bermacam-macam. Seperti ada yang sudah pernah untung, tidak untung sama sekali, dan lainnya.

"Memang ada klasifikasi masyarakat yang pernah ada sudah WD (withdraw), sudah deposit tapi tidak pernah untung, pernah untung sama sekali, tapi bagi mereka yang menggulung melipat lagi itu tidak dapat untung kembali," katanya.

Budi mencontohkan, saat seseorang melakukan penarikan uang di mesin anjungan tunai mandiri (ATM), orang itu akan mendapat uang tunai.

Namun, pada kasus robot trading ATG, keuntungan hanya tertera pada akun dan tak bisa ditarik untuk diuangkan.

Sehingga, keuntungan yang diyakini oleh para member tersebut hanya sebatas pada angka-angka yang tertera tersebut.

"Misal, korban melakukan deposit Rp 100 juta dan kemudian menjadi Rp 1,5 miliar. Tetapi, hal itu tidak bisa dicairkan, dan inilah yang membuat masyarakat masih merasa bahwa robot trading ATG memberikan dampak dan hasil yang besar," katanya.


Kasat Reskrim Polresta Malang Kota Kompol Bayu Febrianto Prayoga mengungkapkan, para korban harus melakukan pembelian produk minuman nutrisi sebelum melakukan investasi di ATG.

"Jadi, beli produk minuman nutrisi itu bonus robot trading ATG. Setelah itu, korban dapat mengaktivasinya," katanya.

Setelah akun aktif, maka dalam skema yang ditawarkan, uang investasi milik member akan dikelola oleh broker dari luar negeri dan dijanjikan keuntungan tinggi.

Namun nyatanya, uang dari member tidak dikelola oleh broker dari luar negeri, melainkan oleh manajemen ATG.

Baca juga: Polisi Tegaskan Kegiatan Robot Trading ATG Wahyu Kenzo Tidak Berizin

"Jadi, uang deposit atau investasi itu dibayarkan ke member lain untuk penarikan atau withdraw. Dalam hal ini, uang deposit member dibayarkan untuk member lagi," katanya.

Dengan skema tersebut, uang member ATG justru dipakai dan dibayarkan kepada member lainnya sebagai keuntungan. Sehingga sesungguhnya, tidak ada keuntungan sama sekali dari skema tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com