MALANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menemukan satu kasus leptospirosis atau penyakit kencing tikus. Namun pasien yang terinfeksi penyakit kencing tikus itu dilaporkan sudah sembuh.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo mengungkapkan, pasien tersebut sempat dirawat di salah satu rumah sakit.
Wiyanto memperingatkan warga agar lebih waspada terhadap penyakit kencing tikus. Sebab, meskipun dapat disembuhkan, namun bisa berakibat fatal apabila terlambat ditangani.
"Jika penganannya terlambat, bisa mengakibatkan gagal ginjal," ungkap Wiyanto melalui sambungan telepon, Selasa (7/3/2023)
Baca juga: Kasus Leptospirosis Mewabah di Jatim, 9 Orang Meninggal, Warga Diminta Waspada
Masyarakat diimbau untuk mengantisipasi tertular penyakit kencing tikus. Salah satunya dengan menjaga kebersihan makanan. Misalnya, bersihkan tutup dan botol minuman kaleng atau kemasan jika hendak meminumnya.
"Sebab, parasit leptospirosis bisa menempel di tutup kaleng ketika tikus mengeluarkan urin di sana," terangnya.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan Bobi Prabowo mengatakan, tikus adalah salah satu media bersarangnya leptospirosis. Parasit tersebut berkembang dalam tubuh tikus, lalu dikeluarkan melalui urine.
"Namun penyakit itu tidak hanya bersarang dan berkembangan pada tikus. Di tempat kotor seperti persawahan, selokan, atau lumpur pasca banjir juga bisa ditemukan leptospirosis," ujarnya.
Oleh karenanya, menurut Bobi pekerja seperti pembersih sampah atau korban banjir juga beresiko terkena leptospirosis.
"Pekerja di tempat tersebut wajib memakai boot dan sarung tangan," tuturnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.