SURABAYA, KOMPAS.com- Penyakit leptospirosis atau kencing tikus di Jawa Timur mencapai 249 kasus.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinisi Jawa Timur, sebanyak 9 orang di antaranya meninggal dunia.
Baca juga: Kasus Leptospirosis Mewabah di Jatim, 9 Orang Meninggal, Warga Diminta Waspada
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, leptospirosis disebabkan karena bakteri leptospira.
Penyebaran bakteri ini melalui urine hewan yang terinfeksi bakteri tersebut. Adapun hewan pembawa bakteri leptospira antara lain tikus, babi, sapi.
Baca juga: Lima Orang Meninggal Akibat Bakteri Leptospirosis di Semarang, Ini Gejala yang Dialami
Manusia bisa terjangkit leptospiros jika ada kontak melalui kulit luka.
Potensi jangkitan semakin besar di lingkungan bergenangan air, atau tanah yang sudah terkontaminasi urine hewan terinfeksi.
"Hewan yang terinfeksi bakteri ini tidak mati, namun pada manusia bisa menyebabkan kematian," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (7/3/2023).
Baca juga: 112 Warga Pacitan Suspek Leptospirosis, 24 Positif dan 3 Meninggal
Menurut Khofifah, gejala penyakit ini mirip dengan penyakit demam berdarah.
"Gejalanya mirip dengan demam berdarah, jika tidak segera tertangani pasien terjangkit bisa meninggal," katanya.
Gejalanya antara lain:
1. Demam lebih dari 38 derajat Celcius
2. Nyeri kepala
3. Nyeri otot
4. Malaise (kelelahan)
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.