Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Bahan Petasan yang Merusak dan Mematikan

Kompas.com - 21/02/2023, 08:09 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Bahan peledak petasan

Beberapa saat setelah kejadian, polisi menduga bahwa ledakan itu berasal dari bahan peledak mercon atau petasan yang disimpan atau sedang diracik di rumah Darman. Dugaan itu didasarkan pada informasi warga sekitar yang menyebut bahwa kebiasaan penghuni rumah adalah membuat petasan setiap menjelang bulan puasa Ramadhan.

Selain itu, bau belerang menyengat tercium di area rumah Darman beberapa saat setelah ledakan.

Menjelang siang setelah tim penjinak bahan peledak dan bom dan Gegana Brimob serta Labfor Polda Jatim melakukan olah tempat kejadian, polisi meyakini bahwa ledakan berasal dari serbuk bahan peledak petasan. Sebab, ditemukan sejumlah bubuk mesiu (black powder) dan bubuk sulfur di antar reruntuhan rumah Darman.

Baca juga: Suara Ledakan di Blitar Terdengar hingga Kediri, Warga: Kaca Rumah Bergetar

Menyusul hasil sementara olah TKP oleh personel Gegana Brimob dan Divisi Labfor, Argo mengatakan, dugaan kuat pihak kepolisian bahwa ledakan berasal dari bahan peledak petasan yang tergolong low explossive.

“Tim Labfor juga menemukan puntung rokok di satu titik yang dapat diduga ledakan terjadi akibat tersulut rokok. Dugaan ini sejalan dengan infomasi warga bahwa penghuni rumah tersebut semuanya merokok,” ujarnya.

Baca juga: Ledakan Hebat Terjadi di Ponggok Blitar, 4 Tewas dan 25 Rumah Rusak

Sesuai dengan sifatnya, kata Argo, bahan peledak low explossive berarti mudah meledak. Membedakan dengan bahan peledak high explossive yang tidak mudah meledak dan membutuhkan detonator untuk menyulut ledakan.

Kuatnya ledakan, kata dia, disebabkan oleh banyaknya jumlah bahan peledak yang tersulut dan meledak di rumah Darman. Diperkirakan, jumlah bahan peledak itu berjumlah 10 hingga 15 kilogram. Perkiraan itu didasarkan pada temuan tiga panci rusak di sekitar titik ledakan yang diduga digunakan sebagai wadah tempat menyimpan bahan peledak petasan tersebut.

“Kalau setiap panci diisi 3 hingga 5 kilogram maka semuannya ada 10 hingga 15 kilogram,” ujarnya.

Argo tidak dapat menjawab dengan gamblang saat ditanya apakah bahan peledak petasan seberat 10 hingga 15 kilogram memiliki daya ledak serta dampak kerusakan yang begitu kuat dan luas seperti yang terjadi di Dusun Sadeng tersebut.

Baca juga: Ledakan Maut yang Menewaskan 4 Orang di Blitar Diduga Berasal dari Petasan

Dia justru menjelaskan temuan tiga panci sejalan dengan keterangan warga sekitar bahwa ledakan di rumah Darman terjadi sebanyak 3 kali secara beruntun dengan ledakan pertama merupakan yang paling besar.

“Agak sulit ya memperkirakan berapa banyak bahan petasan yang meledak karena sudah meledak. Yang dapat kita jadikan dasar ya tiga panci tadi,” ujar Argo tanpa menjelaskan ukuran panci yang dimaksud.

Argo juga mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan apakah hasil racikan sendiri oleh penghuni rumah Darman. Polisi, lanjutnya, juga belum dapat memastikan apakah bahan peledak petasan sebanyak itu hendak digunakan sendiri atau diperdagangkan.

Meski demikian, dia akui bahwa berdasarkan catatan kepolisian, razia-razia petasan yang digelar polisi di setiap bulan puasa Ramadhan hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri di tahun-tahun yang telah lewat banyak menemukan petasan dan bahan peledak petasan dalam jumlah besar di Dusun Sadeng dan sekitarnya.

“Ini menjadi tugas kepolisian untuk mengungkap. Nanti kami akan sampaikan hasil penyelidikannya,” ujar Argo.

Penyelidikan tersebut diharapkan juga akan mengungkap kepemilikan bahan peledak, apakah milik Darman atau milik dua anaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Wartawan di Lumajang Melakban Mulut Tolak RUU Penyiaran

Wartawan di Lumajang Melakban Mulut Tolak RUU Penyiaran

Surabaya
Demokrat Usung Trihandy Cahyo Saputro Jadi Cabup di Pilkada Nganjuk 2024

Demokrat Usung Trihandy Cahyo Saputro Jadi Cabup di Pilkada Nganjuk 2024

Surabaya
Kasus Testis Hilang, Pria di Pasuruan Tegaskan Hanya Ada Persetujuan Operasi Laser Prostat

Kasus Testis Hilang, Pria di Pasuruan Tegaskan Hanya Ada Persetujuan Operasi Laser Prostat

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Surabaya
Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Surabaya
Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Surabaya
Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Surabaya
Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Surabaya
Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Surabaya
Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Surabaya
Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah 'Ngangsu' BBM

Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah "Ngangsu" BBM

Surabaya
Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Surabaya
Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com