Salin Artikel

Ledakan Bahan Petasan yang Merusak dan Mematikan

BLITAR, KOMPAS.com – Sebuah ledakan yang sangat keras terjadi di Dusun Tegalrejo alias Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Minggu (19/2/2023) malam sekitar pukul 22.30 WIB.

Kerasnya suara ledakan terdengar hingga radius 10 kilometer dari dusun yang terletak sekitar 20 kilometer di sisi utara Kota Blitar. Bahkan, suara ledakan terdengar hingga wilayah Kabupaten Kediri, karena Kecamatan Ponggok merupakan salah satu kecamatan terluar Kabupaten Blitar yang berbatasan dengan Kediri.

Sumber ledakan berasal dari rumah warga bernama Darman. Pria berusia 65 tahun itu juga merupakan korban tewas yang pertama kali dapat teridentifikasi karena anggota tubuhnya relatif masih utuh.

Sedangkan tiga korban tewas lainnya, dua anak laki-laki Darman bernama Aripin dan Widodo serta keponakannya yang bernama Wawa tidak segera dapat diidentifikasi.

“Satu korban tewas atas nama Darman, dan tiga orang masih hilang,” ujar Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono pada Senin (20/2/2023) pagi.

Beberapa jam sebelum Argo memberikan pernyataan tersebut, puluhan personel SAR dan kepolisian menyisir area sekitar rumah Darman hingga radius ratusan meter, menyusul ditemukannya potongan kaki diduga milik salah satu dari tiga korban selain Darman.

Saat itu, petugas berhasil menemukan beberapa potongan tubuh lain, termasuk potongan kepala di depan rumah warga yang berjarak sekitar 150 meter dari sumber ledakan dan juga organ dalam korban di atap rumah tetangga Darman.

Menjelang siang, kepada wartawan Argo mengatakan bahwa jumlah korba tewas dipastikan berjumlah 4 orang, termasuk Aripin, Widodo dan Wawa. Aripin dan Widodo berusia sekitar 20 hingga 30 tahun. Sedangkan Wawa diduga remaja berusia belasan tahun.

Selama melakukan penyelidikan di reruntuhan rumah Darman, personel Labfor banyak memberikan perhatian pada satu titik di bagian belakang rumah yang sebelumnya merupakan area dapur. Di titik itu, terlihat lubang dengan kedalaman sekitar 0,5 meter dan lebar sekitar 2 meter di dua sisinya. Menurut pihak kepolisian, titik tersebut merupakan pusat ledakan.

Bersebelahan dengan rumah Darman yang hancur, setidaknya separuh dari bangunan rumah dengan dinding terbuat dari batako turut hancur. Sisa separuh bangunan yang masih berdiri terlihat mengalami retak-retak serta hampir seluruh atap rontok.

Dampak kerusakan pada bangunan dan rumah warga di sekitar sumber ledakan terjadi hingga radius yang cukup luas. Kuatnya ledakan membuat puluhan rumah warga mengalami kerusakan parah hingga ringan.

Pemandangan yang paling mencolok didominasi oleh genting-genting rumah warga yang melorot atau pun rontok. Sejumlah teras rumah roboh atau plafon-plafon rumah runtuh.

Berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, setidaknya 25 rumah yang dihuni oleh 29 keluarga rusak dengan kategori rusak berat hingga ringan.

Posisi rumah terdampak terjauh adalah sekitar 300 meter atau lebih dari sumber ledakan. Pengamatan Kompas.com, getaran dari ledakan lebih banyak berdampak pada bangunan yang ada di sebelah barat dari sumber ledakan.

“Saat ini kami fokuskan dulu pada penyelamatan manusianya. Terkait kerusakan rumah dan bangunan serta kerugian lain, nanti akan ada dinas lain yang akan melakukan asesmen lebih detail,” kata Kepala BPBD Ivong Betryanto sembari menambahkan bahwa sangat mungkin jumlah rumah warga yang rusak akibat ledakan akan bertambah.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar melaporkan sebanyak 24 warga di Dusun Sadeng mengalami luka ringan akibat ledakan, termasuk satu bayi berusia 4 bulan yang harus menjalani rawat inap di RSUD Srengat karena gegar otak ringan.

Bayi tersebut tinggal bersama orangtuanya di rumah yang berjarak hanya beberapa puluh meter saja dari rumah Darman.

Selain itu, bau belerang menyengat tercium di area rumah Darman beberapa saat setelah ledakan.

Menjelang siang setelah tim penjinak bahan peledak dan bom dan Gegana Brimob serta Labfor Polda Jatim melakukan olah tempat kejadian, polisi meyakini bahwa ledakan berasal dari serbuk bahan peledak petasan. Sebab, ditemukan sejumlah bubuk mesiu (black powder) dan bubuk sulfur di antar reruntuhan rumah Darman.

Menyusul hasil sementara olah TKP oleh personel Gegana Brimob dan Divisi Labfor, Argo mengatakan, dugaan kuat pihak kepolisian bahwa ledakan berasal dari bahan peledak petasan yang tergolong low explossive.

“Tim Labfor juga menemukan puntung rokok di satu titik yang dapat diduga ledakan terjadi akibat tersulut rokok. Dugaan ini sejalan dengan infomasi warga bahwa penghuni rumah tersebut semuanya merokok,” ujarnya.

Sesuai dengan sifatnya, kata Argo, bahan peledak low explossive berarti mudah meledak. Membedakan dengan bahan peledak high explossive yang tidak mudah meledak dan membutuhkan detonator untuk menyulut ledakan.

Kuatnya ledakan, kata dia, disebabkan oleh banyaknya jumlah bahan peledak yang tersulut dan meledak di rumah Darman. Diperkirakan, jumlah bahan peledak itu berjumlah 10 hingga 15 kilogram. Perkiraan itu didasarkan pada temuan tiga panci rusak di sekitar titik ledakan yang diduga digunakan sebagai wadah tempat menyimpan bahan peledak petasan tersebut.

“Kalau setiap panci diisi 3 hingga 5 kilogram maka semuannya ada 10 hingga 15 kilogram,” ujarnya.

Argo tidak dapat menjawab dengan gamblang saat ditanya apakah bahan peledak petasan seberat 10 hingga 15 kilogram memiliki daya ledak serta dampak kerusakan yang begitu kuat dan luas seperti yang terjadi di Dusun Sadeng tersebut.

Dia justru menjelaskan temuan tiga panci sejalan dengan keterangan warga sekitar bahwa ledakan di rumah Darman terjadi sebanyak 3 kali secara beruntun dengan ledakan pertama merupakan yang paling besar.

“Agak sulit ya memperkirakan berapa banyak bahan petasan yang meledak karena sudah meledak. Yang dapat kita jadikan dasar ya tiga panci tadi,” ujar Argo tanpa menjelaskan ukuran panci yang dimaksud.

Argo juga mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan apakah hasil racikan sendiri oleh penghuni rumah Darman. Polisi, lanjutnya, juga belum dapat memastikan apakah bahan peledak petasan sebanyak itu hendak digunakan sendiri atau diperdagangkan.

Meski demikian, dia akui bahwa berdasarkan catatan kepolisian, razia-razia petasan yang digelar polisi di setiap bulan puasa Ramadhan hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri di tahun-tahun yang telah lewat banyak menemukan petasan dan bahan peledak petasan dalam jumlah besar di Dusun Sadeng dan sekitarnya.

“Ini menjadi tugas kepolisian untuk mengungkap. Nanti kami akan sampaikan hasil penyelidikannya,” ujar Argo.

Penyelidikan tersebut diharapkan juga akan mengungkap kepemilikan bahan peledak, apakah milik Darman atau milik dua anaknya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/02/21/080952278/ledakan-bahan-petasan-yang-merusak-dan-mematikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke